Jumat 15 Apr 2011 20:47 WIB
Bom Bunuh Diri di Masjid Cirebon

Ada Penurunan Kemampuan Pelaku Bom Bunuh Diri

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai ada penurunan kemampuan yang signifikan pada kelompok pelaku bom bunuh diri di Indonesia. "Pada tahun 2001 kelompok pelaku bom bunuh diri bisa membuat serangan dengan korban mencapai ratusan orang, namun saat ini mengalami penurunan sampai 10 kali lebih rendah," kata Noor Huda Ismail di Semarang, Jumat.

Menurut dia, pelajaran penting yang harus dilihat dari ledakan bom bunuh diri yang terjadi di dalam masjid di kompleks Markas Kepolisian Resor Cirebon, Jumat (15/4), adalah pergeseran target teror yang semula mengincar simbol-simbol barat yang dianggap mewakili kepentingan Amerika Serikat menjadi ke simbol negara yakni kepolisian. "Kepolisian telah dianggap sebagai musuh utama dari kelompok bom bunuh diri ini karena telah menangkap sejumlah rekan mereka," ujarnya yang juga dikenal sebagai peneliti terorisme di Indonesia.

Ia mengatakan, alasan dipilihnya masjid sebagai lokasi bom bunuh diri karena fatwa dalam kelompok yang diduga mengikuti pemikiran dari pimpinan Al Qaeda wilayah Yaman yakni Anwar Al Aulaqi itu menyebutkan bahwa masjid di Mapolres Cirebon sebagai masjid yang harus dihancurkan.

"Selain itu, mereka menganggap jika melakukan aksi bom bunuh diri maka dianggap mati syahid dan akan memperoleh kemuliaan," ujarnya.

Menurut dia, aksi bom bunuh diri di masjid kompleks Mapolres Cirebon ini ada kontinuitas dengan aksi teror bom Bali I pada 2001 dilihat dari tren tindakan suatu kelompok yang mampu merekrut dan mendoktrin seseorang menjadi pelaku bom bunuh diri. "Kemampuan tersebut sangat berkaitan sejak bom Bali I dan mempunyai jaringan yang sama serta ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia," kata Noor Huda yang merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo.

Bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon terjadi saat imam sedang melakukan "takbiratul ihram" untuk memulai salat Jumat atau sekitar pukul 12.20 WIB. Dalam ledakan itu, 17 orang luka-luka, sementara pelaku peledakan bom bunuh diri yang diperkirakan berusia 25-30 tahun tersebut menjadi satu-satunya korban meninggal dunia. Semua korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement