REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menuduh Amerika Serikat ingin menciptakan ketegangan antara Iran dan Arab, Senin (18/4).
Pernyataan ini muncul setelah negara-negara Kerjasama Teluk (GCC) menyerukan kepada PBB agar mengambil tindakan terhadap Teheran untuk mencegah "gangguannya" dalam urusan dalam negeri enam negara Teluk Arab.
"Amerika sedang mencoba menabur perselisihan antara Syiah dan Sunni... mereka ingin menciptakan ketegangan antara Iran dan Arab. Namun rencana mereka akan gagal, " kata Ahmadinejad pada hari perayaan parade tahunan Angkatan Darat, Senin (18/4).
"Amerika bukanlah teman yang jujur dan rekam jejaknya menunjukkan ia telah menghunus pedang kepada teman-temannya sendiri dan kepada mereka yang telah berkorban diri untuknya," kata presiden Iran dalam pidato siaran langsung di televisi negara.
Ahmadinejad juga meramalkan "Timur Tengah baru" akan muncul dari kerusuhan saat ini, namun tidak akan didominasi oleh Amerika Serikat dan Israel. Komentar Ahmadinejad muncul sehari setelah enam negara anggota GCC, yang masing-masing dikuasai Sunni, meminta pemerintah Iran untuk menghentikan "gangguan" terhadap GCC.
Para pemimpin GCC juga meminta PBB dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan terhadap Iran dan mencegahnya melakukan gangguan mencolok, provokasi dan ancaman terhahadap GCC yang terdiri dari enam negara Teluk Arab, khususnya Bahrain. GCC adalah persatuan negara-negara Teluk yang Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman dan Kuwait.