REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Wali Kota Cirebon Subardi mengaku khawatir karena disebut-sebut sebagai calon target berikutnya oleh kelompok bomber yang beraksi di Masjid Adz Zikra Mapolresta Cirebon. "Sebagai manusia biasa, rasa khawatir itu ada, begitu disebut-sebut sebagai salah satu target bom bunuh diri sebagaimana yang terjadi di Masjid Mapolresta Cirebon," kata Wali Kota Subardi kepada pers di Cirebon, Rabu.
Sebagai langkah antisipasi, Wali Kota Subardi akhirnya membatalkan agenda kegiatan keluar kota. "Sempat khawatir juga yah, ketika ada informasi kalau saya ini disebut-sebut sebagai target bom bunuh diri, akhirnya saya membatalkan kegiatan saya ke luar daerah, salah satunya agenda ke Medan," kata Subardi.
Usai melihat kondisi rumah bomber Mochmad Syarif di Kampung Astanagarib, Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, mantan guru olah raga di sebuah SD di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu itu tidak begitu terlena untuk terus melakukan pemantauan kondisi yang sedikit banyak sudah membuat kota yang dipimpinnya itu menjadi sorotan nasional, menyusul kasus bom bunuh diri tersebut.
Saat ditanya mengenai kemungkinan meminta pengamanan secara pribadi, Subardi mengaku sempat berkeinginan seperti itu, hanya saja dirinya sempat berpikir soal prosedurnya yang dirasa sulit. "Maunya sih dikawal untuk antisipasi, tetapi prosedurnya mungkin panjang. Namun yang terpenting saya serahkan semua pada Yang Kuasa, Bismillah saja," tukasnya berharap tidak terjadi hal yang buruk pada dirinya.
Sampai saat ini Subardi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan dirinya membatasi kegiatan keluar daerah tersebut, padahal sebagai orang nomor satu di kota udang ini, kegiatan-kegiatan keluar kota dalam kaitan pembangunan dan perkembangan daerah memang perlu. "Untuk antisipasi awal, saya selalu meminta kepada sopir pribadi saya untuk tidak terlalu jauh dari mobil dinas, ketika parkir, siapa tahu ada yang usil dan meletakkan bom untuk membunuh saya," tandas Subardi.