Sabtu 23 Apr 2011 13:28 WIB

Menyaksikan Pengislaman Kembali Mantan Pengikut Millata Abraham

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, ilustrasi
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Seratusan orang memasuki rumah ibadah umat Muslim terbesar di Aceh, Masjid Baiturrahman, sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat (22/4). Mereka umumnya anak-anak muda. Bebulan-bulan, mereka akrab dengan kehidupan komunitas Millata Abraham  yang difatwakan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU/MUI) sebagai aliran sesat dan menyesatkan.

Tidak ada yang berbicara, satu per satu pria berbaju koko, peci hitam, dan berkain sarung dan wanita berjilbab itu langsung duduk bersila dihadapan para ulama dan perwakilan pemerintah yang sudah menunggu di dalam masjid.

Namun ada juga di antara mereka yang sesekali menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, selain hanya menundukkan kepalanya.

Ratusan warga lainnya juga tampak antusias ingin menyaksikan prosesi penyahadatan kembali anggota komunitas "Millata Abraham yang dipimpin Zainuddin. Selain beberapa orang diyakini berusia di atas 50 tahun, namun sebagian besar pengikut aliran sesat Millata Abraham  itu adalah mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi ternama di Aceh.

"Sebagian besar pengikut ajaran sesat Millata Abraham itu adalah anak cerdas. Buktinya ada d iantara mereka tercatat lulusan SMA unggul dan kini kuliah di perguruan tinggi ternama," kata salah seorang personil Polresta Banda Aceh.

Sebelum disyahadatkan di Masjid Raya Baiturrahman, sebanyak 139 pengikut aliran sesat tersebut diidentifikasi oleh Polri di Mapolresta Banda Aceh. Prosesi pensyahadatan penganut aliran sesat itu diawali dengan pembacaan ayat-ayat Suci Alquran.

Pimpinan komunitas Millata Abraham sebagai pihak yang mengkomandoi pembacaan ikrar (syahadat), kemudian diikuti serentak oleh anggotanya. Dua kalimah syahadat (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah) begitu fasih diucapkan kembali oleh ratusan pengikut aliran sesat tersebut.

Kemudian, Zainuddin juga membacakan sumpah (ikrar) yang terdiri atas 10 butir, dibawah tuntunan Ketua MPU Aceh Tgk Muslim Ibrahim. "Kami bersumpah akan kembali ke ajaran Islam sebenarnya, dengan meninggalkan faham sesat Millata Abraham untuk selama-lamanya," kata Zainuddin.

Dalam pengakuan itu  tidak hanya dirinya tapi juga keluarga dan ratusan orang lainnya menjadi sesat akibat perbuatannya yang mengajak warga lainnya mengikuti aliran Millata Abraham.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menegaskan tidak ada tempat bagi aliran sesat dan agama baru di wilayahnya.

"Kami tidak pernah memberikan toleransi jika ada aliran-aliran sesat atau agama ciptaan baru berkembang di Aceh," katanya.

Dikatakannya, meski Pemerintah Aceh telah menerapkan Syariat Islam secara kaffah (menyeluruh), memberi kebebasan kepada agama lain yang diakui negara, seperti Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Buddha dan Konghucu, karena agama tersebut jelas-jelas di luar Islam.

Islam di Aceh, kata Irwandi adalah  Alhlussunah Waljamaah yang merupakan golangan dianut oleh 80 persen dari seluruh umat Islam di dunia. Statistik yang dikeluarkan Rabithah Alam Islami berkendudukan di Saudi Arabia 2010, disebutkan kini umat Islam mencapai dua miliar jiwa.

"Kita bangga umat Islam di Aceh bagian dari Ahlussunah Waljamaah yang menurut keyakinan merupakan satu-satunya golongan yang selamat di dunia dan akhirat," katanya menambahkan.

Karena itu, kata Gubernur Irwandi Yusuf, tidak boleh ada paham Syiah, Khawaru, Mu'tazilah, Bahaiyyah, Ahmadiyah, Karimiyah, Nasiriah, Druz, Qaramithah dan aliran lain di luar Sunni.

Sementara itu, Kapolda Aceh Irjen (Pol) Iskandar Hasan mengimbau mantan pengikut Millat Abraham yang telah kembali ke ajaran Islam sebenarnya agar tidak berpura-pura, tapi harus ikhlas.

Selain itu, ia menegaskan proses hukum terhadap pimpinan komunitas Millat Abraham yakni Zainuddin tetap berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. "Kasusnya tetap kita proses sampai ke pengadilan. Akan tetapi, dengan penyahadatan kembali Zainuddin, mungkin nanti akan menjadi pertimbangan oleh majelis hakim," katanya.

Kapolda mengimbau masyarakat agar bisa menerima kembali mereka yang sebelumnya terlibat dalam aliran  Millata Abraham dan tidak anarkis. "Mantan pengikut aliran sesat itu kita ibaratkan saja sebagai saudara yang selama ini hilang di hutan dan kini telah kembali ke kampung halamannya masing-masing (insaf), mari kita beri mereka air minum dan makan," katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement