Selasa 03 May 2011 15:15 WIB
Osama bin Laden Tewas

Kecam Pembunuhan Usamah, Jerman Nilai AS Langgar Hukum Internasional

Osama Bin Laden
Foto: connect.in.com
Osama Bin Laden

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Mantan kanselir Jerman, Helmut Schmidt, di Berlin Senin (3/5) mengecam pembunuhan pemimpin Al Qaida oleh komando Amerika Serikat, dan mengatakan tindakan itu melanggar hukum internasional. Berbicara dengan televisi Jerman, Schmidt mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Usamah bin Ladin 'jelas melanggar hukum internasional yang ada.'

Dia memperingatkan bahwa operasi komando AS itu bisa berdampak global yang tak terduga, terutama di dunia Arab yang dicekam kerusuhan besar saat ini. Schmidt, kini 93 tahun, yang vokal adalah kanselir Jerman dari tahun 1974 sampai 1982, telah menyaksikan kebangkitan politik dan intelektual dalam beberapa tahun terakhir ini pada saat dia sebagai negarawan bangsa yang berusia lanjut.

Sebelumnya, pada ahad (1/5) pagi di Pakistan, aksi penyerangan Usamah dimulai. Di Amerika Serikat, waktu menunjukkan pukul 13/00 waktu setempat. Para penasehat Obama telah berkumpul di Gedung Putih. Pada sekitar pukul 02.00, Obama tiba di Gedung Putih untuk bergabung dengan para penasehatnya. Obama meninjau persiapan akhir untuk operasi penangkapan Usamah.

Pada pukul 15.32, Obama kembali ke Situation Room untuk mendengarkan laporan perkembangan penangkapan Usamah. Selang 18 menit kemudian, Obama mendapat informasi bahwa Usamah bin Ladin diidentifikasi sementara sebagai salah satu dari beberapa orang yang tewas dari penyerangan tersebut.

Pada pukul 7 malam, Obama mengatakan itu adalah probabilitas tinggi. Itu memang Usamah bin Ladin. Salah seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan Usamah tewas dalam sebuah baku tembak.

Sebelum mengumumkan berita bahwa Usamah bin Ladin telah tewas, Obama menelpon mantan presiden Bill Clinton dan George W. Bush untuk menyampaikan berita tersebut. Saat Obama melangkah ke podium, ratusan telah berkumpul di luar Gedung Putih untuk merayakan tewasnya Usamah.

sumber : Antara/IRNA-OANA/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement