REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Amerika Serikat, Senin mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan keringanan utang di antara berbagai pilihan untuk membantu perekonomian Mesir pulih dari
dampak samping revolusi yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
"Kami saat ini sedang mendiskusikan berbagai gagasan berkaitan dengan bantuan kami ke Mesir, tetapi masih dalam proses konsultasi tentang bagaimana kita bisa membantu yang terbaik untuk Mesir," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner kepada wartawan.
"Kami menyadari bahwa ini adalah suatu negara yang menghadapi tantangan luar biasa. Dan kami mencoba melihat bagaimana kita dapat membantu mereka menavigasi tantangan tersebut. Tapi keputusan akhir belum dibuat," katanya.
"Saya akan mengatakan bahwa kita sedang melihat berbagai pilihan, termasuk keringanan utang," Toner mengatakan kepada wartawan saat ditekan tentang apakah salah satu opsi itu termasuk keringanan utang.
Dia mengatakan Robert Hormats, wakil menteri bidang ekonomi, energi dan pertanian, kembali dari Mesir pada Minggu setelah membcarakan tentang "cara-cara Amerika Serikat bisa membantu ekonomi Mesir selama masa transisi."
Pemberontakan yang dimulai pada 25 Januari dan menyebabkan pengusiran Mubarak dari Mesir selama hampir tiga minggu, merusak industri pariwisata vital dan menciptakan ketidakpastian atas investasi asing di masa depan.
Selama tur ke negara-negara Teluk Arab pada April, Menteri Keuangan Mesir Samir Redwan mengatakan Mesir berbicara dengan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia untuk mendapatkan pinjaman senilai sekitar enam miliar dolar AS.