REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Sebanyak sepertiga makanan yang diproduksi di dunia setiap tahun --sebanyak 1,3 miliar ton-- hilang atau terbuang, kata Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO), Rabu (11/5).
"Mengingat ketersediaan terbatas sumber daya alam, lebih efektif untuk mengurangi hilangnya makanan daripada meningkatkan produksi pangan guna memberi makan penduduk dunia yang bertambah," kata FAO di dalam satu laporan yang dikutip AFP.
FAO menyatakan jumlah makanan yang hilang atau terbuang setiap tahun sama dengan lebih dari separuh panen sereal tahunan dunia. Padahal sebanyak 925 juta orang di seluruh dunia masih menderita kelaparan.
Menurut laporan tersebut, masalah di dunia berkembang terutama adalah hilangnya pangan --misalnya, melalui gagal panen dan prasarana yang buruk. Di berbagai negara industri, masalah itu lebih berupa "pengecer dan pelanggan membuat bahan makanan yang benar-benar layak dimakan ke tempat sampah".
Laporan tersebut mendapati pelanggan di Eropa dan Amerika Utara menyia-nyiakan antara 95 dan 115 kilogram makanan setiap tahun.
Laporan itu menyatakan di industri pengecer, terjadi "penekanan yang berlebihan dalam hal penampilan". "Survei menunjukkan bahwa pelanggan bersedia membeli produk yang tak memenuhi standar selama itu aman dan terasa nikmat," katanya.
"Pelanggan di negara kaya biasanya terdorong untuk membeli lebih banyak makanan dibandingkan dengan yang mereka perlukan," katanya. Laporan tersebut memberi contoh makanan siap-makan yang berlebihan yang diproduksi oleh industri pangan dan bufet harga pas di berbagai restoran.
Data itu dimuat di dalam laporan yang disiapkan oleh FAO dari Institute for Food and Biotechnology for "Save Food!", Swedia --konferensi yang akan diselenggarakan di Jerman pada penghujung Mei.