REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dari hasil Ujian Nasional (UN) 2011 propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan propinsi dengan jumlah siswa tidak lulus terbanyak.
Menanggapi hal ini Dedi Gumelar anggota DPR dari komisi sepuluh F-PDIP mengatakan, propinsi-propinsi di sebelah timur Indonesia termasuk NTT adalah propinsi dengan tingkat kejujuran pelaksanaan UN paling tinggi. “Sayangnya kejujuran ini tidak dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan. Akibatnya kemampuan guru dan siswa untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan menjadi terbatas,” ujarnya, Sabtu (14/5).
Di sana (wilayah timur Indonesia), lanjut Dedi, jangan dibayangkan seperti di Jawa. Di Jawa anak bisa langsung baca buku, tapi di sana buku yang sama baru bisa dibaca enam bulan kemudian. Padahal selama enam bulan itu sudah terbit buku-buku baru yang kualitasnya lebih baik. “Hasil UN kali ini akan dijadikan bahan evaluasi dan menjadi bahan masukan bagi pemerintah. Terutama untuk merancang rencana strategis pendidikan,” katanya.
Ujian Nasional 2011 diikuti oleh kurang lebih 16.835 SMA/MA/SMK dari semua propinsi di Indonesia. Dari total SMA/MA/SMK yang mengikuti UN tahun ini masih ada lima sekolah yang siswanya tidak lulus. Jumlah siswa dari kelima sekolah tersebut adalah 147 siswa.
Sekolah yang tingkat kelulusannya nol persen tersebut berada di wilayah DKI Jakarta sebanyak tujuh siswa, Simeuleu Aceh sebanyak 26 siswa, Jambi sebanyak dua siswa, Kian Darat Maluku sebanyak 48 siswa, dan Urei Fasei Papua sebanyak 64 siswa.
Tingkat kelulusan untuk tahun ini relatif meningkat bila dibandingkan dengan tahun kemarin. Tahun 2010 tingkat kelulusan sebesar 99,04 %, sedangkan tahun 2011 tingkat kelulusan meningkat menjadi 99,22 %. Untuk penilaian UN tahun ini nilai yang diperhitungkan tidak hanya dari nilai ujian saja tapi juga dari nilai ujian sekolah.