REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak berbalik menyalahkan orang-orang Palestina yang ditembak mati saat menyeberangi berbagai pagar perbatasan karena ingin kembali ke Palestina.
Kata Netanyahu, “Mereka yang berunjukrasa itu bukan karena menginginkan hak mereka untuk kembali ke Palestina, tapi ingin mempertanyakan eksistensi Israel.”
“Pendeknya, Israel akan mempertahankan kedaulatannya,” ujar Netanyahu bersikeras bahwa apa yang dilakukan para serdadunya sudah benar.
Ehud Barak malahan menyalahkan para syuhada dan orang-orang yang mendorong mereka melintas batas ke tanah Palestina yang dijajah Zionis.
Sementara warga Palestina di Palestina, Suriah, Lebanon dan Gaza Senin (16/5), memakamkan para syuhada yang dibunuh Zionis saat berunjukrasa damai memperingati 63 tahun penjajahan atas bangsa dan tanah mereka.
Di Gaza, PM Ismail Haniyyah menegaskan, semua darah yang mengalir menjadi tanda bahwa Hari An-Nakbah kini diperingati dengan semangat baru dan bahwa kini bangsa Palestina sudah mulai “mengubur An-Nakbah (Musibah Besar) mereka.”
“Palestina akan menyaksikan datangnya banjir manusia yang akan menghabiskan kesombongan (Zionis),” demikian Haniyyah seperti dikutip oleh PIC. “Gaza sudah empat tahun diblokade, tapi pada Hari An-Nakbah ini, (Zionis)-lah yang diembargo dunia.”
Pasukan Zionis Israel bersenjata lengkap pada hari Ahad (15/5) memuntahkan peluru dan gas air mata serta bom artileri kepada ribuan pengunjukrasa di sejumlah kawasan di dalam maupun di luar Palestina, termasuk di Lebanon dan Suriah. Sebanyak 21 orang tewas, 400 orang luka-luka sementara 125 orang lainnya ditangkap dan diculik oleh pasukan Zionis. Amarah meledak dalam bentuk demonstrasi di sejumlah kawasan, termasuk di depan kedubes Israel di Kairo.