REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Indonesia Police Watch prihatin dengan maraknya aksi penembakan terhadap polisi. Dalam lima bulan terakhir, ada delapan polisi yang tertembak.
Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dari kasus di Palu dan Bekasi terkesan bahwa para penjahat hanya ingin "unjuk gigi" untuk mempecundangi aparat kepolisian. Terbukti, para penjahat tersebut tidak melakukan perampokan harta benda, mereka hanya memberondong polisi. Ini menunjukkan bahwa target utama mereka hanya hendak menghabisi anggota polisi.
IPW menduga kasus penembakan di Bekasi berkaitan erat dengan isu teroris yang belakangan ini marak kembali. Ada dua indikasi yg mengguatkan dugaan ini.
Pertama dari senjata yang mereka gunakan secara membabi buta dengan target utama anggota polisi. "Kasus Bekasi hampir sama dengan kasus penembakan polisi di Palu yang juga dilakukan secara membabi buta," ujarnya.
Kedua, tempat kejadian yang tidak terlalu jauh dari tempat kejadian pembacokan terhadap anggota polisi pada 2 Mei lalu. Dan juga berdekatan dengan lokasi penggerebekan teroris beberapa waktu lalu dan penemuan bom buku.
Berkaitan dengan itu, IPW berharap Polri dapat meningkatkan profesionalisme aparatnya, terutama aparat di jajaran bawah yang bertugas di lapangan. Selain itu IPW berharap Polri segera mengungkapkan aksi-aksi penembakan terhadap anggotanya, apakah berkaitan dengan aksi terorisme atau kriminal biasa.