Jumat 03 Jun 2011 15:32 WIB

PKS tak Merasa Isu Mr A Ganggu Koalisi

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad
Wasekjen PKS, Mahfudz Shiddiq
Wasekjen PKS, Mahfudz Shiddiq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu partai anggota koalisi, PKS mengaku tak terganggu dengan isu Mr A yang pekan ini mencuat dari internal Partai Demokrat (PD). Mr A disebut-sebut menjadi sosok yang meninfiltrasi PD dan berasal dari partai lain.

"PKS tak terganggu dan terpengaruh dengan isu itu yang menyatakan Mr A dari partai lain. Termasuk isu itu tak ada pengaruhnya bagi koalisi," kata Wasekjen PKS, Mahfudz Sidiq, Jumat (3/5).

Sebab, lanjut dia, penyebutan inisial itu pun tak jelas dan tak bisa dipertanggungjawabkan. Justru, isu ini akan merugikan PD sendiri dibandingkan dengan partai lain yang dituduhkan M Nazaruddin --dalam blognya-- ikut bersorak. "Di internal partai sendiri pada akhirnya terjadi saling membantah terkait Mr A," katanya.

Inilah yang disebut Mahfudz sebagai boomerang bagi PD. Terlebih lagi masyarakat jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok yang digadag-gadang berperan dalam kisruh yang terjadi di tubuh PD. Masyarakat pun jadi ikut berspekulasi

"Isu yang dilempar merugikan PD sendiri. Lebih bagus, kalau ingin menjelaskan, sebutkan saja," tantangnya. Terlebih lagi politisi senior berinisial A cukup banyak dan bisa berasal dari partai manapun.

Jika inisial A itu tak diungkap, lanjutnya, diyakini akan benar-benar merugikan PD. Jika sebaliknya, yang diperlukan hanyalah pembuktian dari tuduhan PD.

Menurutnya, persoalan yang menyangkut PD sudah cukup melebar. Seharusnya, bisa difokuskan pada masalah awal, yakni dugaan suap seskemenpora dan dugaan keterlibatan mantan Bendahara Umum PD. "Kalau mau fokus saja untuk selesaikan masalah itu, jangan melebar kemana-mana," katanya.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi PD saat ini. Terlebih lagi, fitnah politik hampir bukan hal baru yang dialami partai. Tak terkecuali PKS. Mahfudz pun memberikan saran yang pernah dilakukan PKS agar terhindar dan tak terbelit fitnah yang berkepanjangan.

"Isu yang muncul sebaiknya didiemin saja. Kalau ada yang salah, ya dibetulkan. Tetapi tidak liar memberikan statement dimana-mana," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement