REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA--Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates, Sabtu, memperingatkan bahwa bentrokan mungkin meletus di Laut Cina Selatan kecuali negara-negara yang terlibat pertikaian wilayah itu menerapkan satu mekanisme untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara damai.
"Kecemasan meningkat. Saya kira kita harus tidak membuang waktu dalam usaha memperkuat mekanisme ini yang telah saya bicarakan itu untuk menangani saling klaim wilayah di Laut Cina selatan," katanya.
"Saya khawatir bahwa tanpa adanya peraturan, tanpa pendekatan yang disepakati untuk menangani masalah-masalah ini, akan terjadi bentrokan. Saya kira ini tidak diinginkan oleh siapapun," kata Gates dalam konferensi keamanan di Singapura.
Pulau-pulau yang menjadi pusat sengketa sejak lama itu adalah kepulauan Paracel dan Spratly , keduanya memiliki potensi kaya sumber alam dan terletak di jalur pelayaran yang strategis. Cina, Filipina, Taiwan, Brunei Darussalem, Malaysia dan Vietnam saling mengklaim atas wilayah-wilayah itu.
Gates menyerukan negara-negara yang terlibat sengketa menerapkan satu perjanjian tahun 2002 antara ASEAN dan Cina yang menetapkan satu "peraturan" yang bertujuan menyelesaikan sengketa-sengketa itu secara damai. Ketegangan diplomatik meningkat dalam pekan-pekan belakangan ini menyusul tuduhan-tuduhan bahwa Cina meningkatkan kegiatan di daerah itu.
Pada Mei kapal-kapal maritim Cina bentrok dengan satu kapal eksplorasi minyak Vietnam antara Paracel dan Spratly. Pada Jumat, Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan negara itu mencatat tujuh insiden kurang dari empat bulan di mana China kapal-kapal memasuki apa yang dianggap Manila perairan wilayahnya. Satu dari insiden-insiden itu melibatkan sebuah kapal Cina yang melepaskan tembakan ke para nelayan Filipina, tambahnya.