Senin 06 Jun 2011 13:53 WIB

Dituding Terkait Penembakan Polisi, JAT Sebut Polisi Sengaja Sudutkan Ba'asyir Jelang Vonis

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Polisi menuding Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) berada di belakang aksi penembakan polisi di Palu, Sulawesi Tengah. Menurut Direktur JAT Media Center, Sonhadi, Polri sengaja membangun opini untuk menyudutkan posisi amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, menjelang putusan vonis di PN Jaksel

“Sama dengan membangun opini, apalagi ini menjelang vonis,” kata Sonhadi, yang ditemui di PN Jaksel, Jakarta, Senin (6/6). Sonhadi menegaskan Polri harus mengklarifikasi pernyataan mengenai keterlibatan JAT dalam kasus penembakan polisi di Palu.

Ia menegaskan di Sulteng tidak terdapat anggota JAT. Ia malah mempertanyakan kebenaran data yang dimiliki Polri. “Datanya dari mana. Wong kita sendiri tidak ada anggota di sana (Sulteng),” imbuhnya.

Untuk mendirikan cabang JAT di daerah, harus resmi memiliki standar khusus dari JAT pusat. Mekanisme pembentukannya harus ada dauroh untuk menyamakan persepsi antar cabang. Jika sepakat dengan mekanisme pusat, maka akan izin pendirian akan diberikan.

Mengenai empat orang pelaku penembakan di Palu serta tiga orang Daftar Pencarian Orang (DPO) yang masih dikejar polisi, ia mengaku tidak mengenalnya.  “Kita lihat foto yang beredar, kita tidak kenal. Kami meminta Mabes Polri agar berhati-hati memberikan pernyataan,” tegasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا رَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًاۙ قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُوْنِيْ مِنْۢ بَعْدِيْۚ اَعَجِلْتُمْ اَمْرَ رَبِّكُمْۚ وَاَلْقَى الْاَلْوَاحَ وَاَخَذَ بِرَأْسِ اَخِيْهِ يَجُرُّهٗٓ اِلَيْهِ ۗقَالَ ابْنَ اُمَّ اِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُوْنِيْ وَكَادُوْا يَقْتُلُوْنَنِيْۖ فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْاَعْدَاۤءَ وَلَا تَجْعَلْنِيْ مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-A'raf ayat 150)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement