Sabtu 11 Jun 2011 06:20 WIB

Saham AS Akhiri Pekan Brutal

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Ini adalah pekan yang brutal bagi pasar saham Amerika Serikat, karena investor menjual saham pada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia telah elambat.

Dow Jones Industrial Average merosot 1,4 persen pada Jumat, membukukan kerugian keenam minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Oktober 2002. Nasdaq turun 2,9 persen dan S&P 500 jatuh dua persen.

Sebagian besar penurunan di awal minggu ini tampaknya "mabuk" dari data pekerjaan yang buruk minggu sebelumnya, yang menunjukkan pengangguran naik menjadi 9,1 persen. "Pasar bereaksi terhadap ekonomi yang beralih ke gigi yang lebih rendah tetapi juga kelihatannya dipengaruhi indikator seperti harga komoditas dan imbal hasil obligasi yang menurun," kata Sam Stovall dari Standard and Poor's.

"Ini yang menyebabkan investor bertanya-tanya apakah pertumbuhan ekonomi global akan berjalan bahkan lebih dari sekedar bergeser ke gigi yang lebih rendah, berarti itu bisa menunjukkan resesi yang lain." Perasaan sakit itu bertambah pada Selasa ketika Ketua Federal Reserve Bernanke mengatakan kepada audiens bahwa sektor perumahan lemah menahan kembali pemulihan dan penciptaan lapangan kerja yang berada dalam sebuah kemerosotan yang "jauh dari normal".

Dalam komentar publik pertama terhadap perekonomian dalam hampir sebulan, ia tidak memberikan petunjuk bahwa Fed siap untuk memperpanjang program stimulus moneter 600 miliar dolar AS karena akhir bulan ini. Sebaliknya, ia berkata, "kebijakan moneter akomodatif masih diperlukan," tampaknya sebuah referensi untuk menjaga tingkat suku bunga pada rekor terendah saat ini.

Pada Rabu berita hanya semakin buruk karena lembaga pemeringkat Fitch memperingatkan bahwa Amerika Serikat berisiko kehilangan peringkat kredit teratasnya jika gagal menaikkan batas atas (plafon) untuk menghindari default (gagal) pada pinjaman. Yang ketiga dari tiga lembaga pemeringkat besar yang mengeluarkan peringatan, Fitch mengatakan negara butuh untuk mengalahkan batas akhir 2 Agustus menaikkan plafon pinjaman 14,29 triliun dolar AS untuk menghindari obligasinya kehilangan rating tertinggi mereka pada AAA.

Itu adalah minggu yang mengerikan untuk saham bank, dengan Bank of America kehilangan 4,3 persen dan Citigroup jatuh 4,8 persen dari nilai sahamnya. Saham Energi yang terangkat sebentar setelah OPEC sepakat untuk mempertahankan kuota produksi pada pertemuan Wina, mengirim harga minyak dunia naik tajam, tetapi kebanyakan saham minyak mengakhiri pekan ini dengan turun. Dow mengakhiri pekan ini turun 172,45 poin menjadi 11.951,91. Nasdaq jatuh 41,14 poin menjadi 2.643,73. S&P jatuh ke 1.270,98 poin, turun 18,02 poin.

 

sumber : antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement