REPUBLIKA.CO.ID,GAZA - Adham Abu Salmiya, Jubir Komite Darurat di Gaza, memperingatkan bahwa sejumlah pasien gagal ginjal terancam bahaya dalam rentang waktu 48 jam akibat ketiadaan obat Hiberin.
Dalam kunjungannya ke gudang obat pada Ahad (12/6), Kementerian Kesehatan hanya menerima 3 jenis obat saja dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ia menyebutkan bahwa pihak Palang Merah berjanji akan mengirim beberapa kebutuhan medis, namun tidak cukup untuk sepekan.
Ketiadaan obat ini akan menimbulkan krisis kesehatan bagi warga Gaza dan mengancam kehidupan mereka. Sekitar 180 jenis obat tidak memiliki stok dan sekitar 200 peralatan medis juga tidak memiliki persediaan.
Ia menyatakan krisis obat terus berlangsung sejak tahun 2008. Namun, hal yang terbaru adalah stok mencapai titik nol.
Abu Salmiya menyebutkan, yang dimiliki Kementerian Kesehatan saat ini tidak cukup kecuali untuk satu bulan. Dibutuhkan tindakan nyata di lapangan dan tidak sekedar di media untuk mengakhiri krisis ini.