REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Adang Daradjatun mengatakan, memiliki rekaman sejak awal penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebutkan motivator kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 berinisial MG, namun lembaga antikorupsi perlu mengujinya sebelum mempercayai pernyataan tersebut.
"Informasi dari Pak Adang (soal pernyataan seorang penyidik KPK) perlu diuji dulu, apa benar. Untuk itu sebaiknya Pak Adang dan Bu Nunun ke sini (KPK)," kata Jurubicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Selasa (14/6).
Namun demikian, lanjutnya, KPK menyerahkan keputusan perlu tidaknya pernyataan seorang penyidik KPK yang disebut mantan Wakapolri sedang menjalani pendidikan di Bandung tersebut diuji untuk diketahui kebenarannya. "Kalau dia (Adang) merasa info yang disampaikannya perlu diuji, ya silahkan datang ke KPK. Kapan orang itu (penyidik yang dimaksud Adang) itu bicara, perlu diketahui secara pasti kan," ujar Johan.
Sebelumnya anggota Komisi III DPR RI Adang Daradjatun mempersilakan KPK menangkap istrinya yang buron terkait dugaan kasus penyuapan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004, namun ia tidak akan membantu menyebutkan lokasi istrinya berada. Ia juga mengancam akan mempublikasikan rekaman pengakuan seorang penyidik KPK, bahwa MG adalah motivator pemberian suap untuk pemilihan DGS Bank Indonesia tersebut.
Penyidik tersebut juga menawarkan status khusus kepada istrinya jika bersedia menunjuk motivatornya. Atas penetapan Nunun Nurbaeti sebagai tersangka, Adang menitipkan pesan kepada majelis hakim yang mungkin menyidangkan istrinya kelak untuk membuka keterlibatan MG dan Arie Malangjudo yang disebut-sebut sebagai pemberi cek perjalanan.
Nunun Nurbaeti yang telah berstatus tersangka saat ini berstatus buron di dunia internasional setelah KPK meminta Kepolisian mengeluarkan 'red notice' untuk Interpol, maka istri mantan Wakapolri tersebut otomatis dicari di 188 negara di dunia.
Pihak Imigrasi sendiri mendapat informasi dari Pemerintah Kamboja bahwa Nunun telah memasuki negara tersebut pada 23 Maret 2011 lalu dari Thailand. Namun demikian Adang Daradjatun masih tetap mengatakan bahwa istrinya ada di Singapura untuk berobat.