Sabtu 18 Jun 2011 12:00 WIB

Kenaikan Pajak Impor Film Tak Cukup Efektif Hentikan Praktek Oligopolistik Importir Film

Rep: Fitria Andayani/ Red: Siwi Tri Puji B
Film Hollywood, ilustrasi
Foto: opensecrets.org
Film Hollywood, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebijakan pemerintah yang menaikkan pajak impor film hingga 100 persen dianggap bisa mendongkrak perfilman Indonesia. Namun untuk menghentikan praktek oligopolistik di antara importir film, kebijakan itu tidak cukup efektif.

Wakil Ketua Komisi XI, Harry Azhar Aziz menilai, peningkatan pajak impor film memang akan membuat harga tiket tinggi. “Namun saya tidak yakin, kenaikan harga tiket akan melunturkan minat masyarakat Indonesia untuk menonton film impor,” katanya. Apalagi penonton bioskop umumnya adalah masyarakat kalangan menengah ke atas yang akan terus meningkat. “Jadi permintaan akan terus meningkat dan bisnis importir film akan baik-baik saja,” katanya.

Oleh karena itu, selain melalui kebijakan fiskal, untuk menghentikan praktek semacam itu, pemerintah semestinya melibatkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). “Dengan keterlibatan KPPU maka industry ini bisa dipecah dan dijadikan lebih terdiversifikasi,” katanya. Diversifikasi tersebut tidak hanya  soal pemainnya juga tentang konten dan asal filmnya. “Sekarang film masih mayoritas dari Amerika. Masih jarang yang dari Asia atau Eropa,” katanya.

Selain itu, menurutnya, peningkatan pajak tersebut harus dibarengi dengan pengalokasian dana yang tepat. “Jangan hanya untuk menambah penerimaan pajak saja,” katanya. Uang yang diperoleh dari pajak tersebut hendaknya dialokasikan untuk membangun industri film nasional. “Akan lebih bijak bila kemudian uang tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur untuk mendukung film dalam negeri,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement