REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS –Presiden Suriah Bashar Al-Assad kembali menawarkan dialog kepada para penentangnya. Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya yang disiarkan televisi Suriah, Senin (20/6).
"Pembicaraan dapat mengarah kepada pembentukan konstitusi baru dan diakhirinya monopoli kekuasaan partai Baath," kata Assad.
Dalam pidato ketiganya kepada rakyat sejak protes melanda Suriah pada pertengahan Maret, Bashar mengakui Suriah telah mencapai "titik perubahan" dan dialog nasional merupakan slogan tahap berikut. "Reformasi adalah komitmen total demi kepentingan bangsa," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bashar juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga "syuhada" yang gugur dalam kerusuhan yang melanda negerinya.
Ia juga menegaskan takkan ada pembangunan tanpa kestabilan, dan takkan ada reformasi dalam sabotase dan kekacauan. "Kami membedakan antara keluhan-keluhan yang sah dan para penyabot yang mewakili sekelompok kecil orang yang berusaha mengeksploitasi itikad baik rakyat Suriah guna mencapai tujuan mereka," tegasnya.
Saksi mata dan pegiat oposisi mengatakan pidato Bashar diiringi sejumlah protes di beberapa wilayah Suriah, termasuk di kota Aleppo, Suriah tengah—Homs dan Hama—dan di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah. "Para pemrotes mengutuk pidato Assad yang mencap mereka sebagai penyabot dan ekstremis," kata pemimpin Pengawas Urusan HAM Suriah, Rami Abdel Rahman.
Rami mengatakan, sebanyak 60 pemrotes ditangkap di Aleppo dalam 24 jam terakhir. "Sejauh ini, kerusuhan telah menewaskan 1.310 orang dan 341 anggota pasukan keamanan."