REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ribuan masjid berdiri megah. Namun, hanya segelintir masjid yang mampu menjalankan fungsinya secara optimal.
Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), Natsi Zubaedi, mengatakan ada kesalahan orientasi dalam diri umat Islam saat memberdayakan masjid. Menurut dia, kesalahan orientasi itu menjadi biang keladi miskinnya peranan masjid dalam pemberdayaan umat.
"Bangun masjidnya aktif, giliran memakmurkan masjid kurang. Artinya, ada yang keliru," papar dia kepada Republika.co.id, Rabu (22/6).
Masjid sebagaimana dicontohkan Rasullah SAW itu berorientasi dakwah. Dakwah yang dimaksud tersebut bukan diartikan hanya menjadikan masjid sebatas tempat shalat Jum'at, membayar zakat, menshalatkan jenazah atau membagi Qurban. Lebih dari itu, dakwah yang dicontohkan Rasullah meliputi berbagai bidang seperti ekonomi, politik, seni, budaya, sosial dan pendidikan.
"Masjid itu merupakan institusi dakwah multidimensi, kaffah dan komprehensif. Jangan jadikan masjid sebagai tempat menumbuhkan pesan kebencian atau kekerasan," pesan dia.
Karena itu, menurut dia, perlu ada semacam pencerahan kepada umat ihwal kehadiran masjid. Pencerahan itu perlu dicatat berasal dari dalam diri umat sendiri. Sebab, keaktifan umat mendalami Islam secara kaffah pada akhirnya mengetuk nurani untuk memakmurkan masjid.