Selasa 21 Jun 2011 17:00 WIB

Masjid Rumah Sakit Berpotensi Sembuhkan Pasien

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Masjid memiliki peran multifungsi.
Foto: www.antarafoto.com
Masjid memiliki peran multifungsi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Semenjak zaman Rasulullah SAW, masjid memiliki peran multifungsi. Fungsinya termasuk pemberdayaan umat dalam arti luas. Fungsi itu tidak berubah kendati posisi masjid berada dalam lingkup rumah sakit.

Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), Natsir Zubaedi, mengatakan di mana pun posisi masjid fungsinya akan mewarnai setiap ruang yang dilingkupinya. Seperti misal, masjid di perkantoran, masjid di kampus, masjid di bandar udara, masjid di pemukiman dan lainnya.

"Masjid rumah sakit misalnya, bisa berperan dalam menyembuhkan pasien," papar dia kepada Republika.co.id, Selasa (21/6).

Dijelaskan Zubaedi, masjid rumah sakit memiliki peran dalam memberikan kesegaran psikolgis tidak hanya kepada pasien dan keluarga tetapi juga dokter dan perawat. Menurut dia, psikologi orang sakit berbeda dengan psikologi orang normal. "Melalui Masjid, itu akan muncul motivasi, optimisme, dan semangat kepada dokter, perawat, pasien dan keluarga," ungkapnya.

Sebagai contoh, kata dia, masjid di sebuah rumah sakit di Jogyakarta. Melalui peranan masjid, ada pengusaha yang tengah sakit keras secara bertahap sembuh. "Kesembuhan dia itu tidak terlepas dari movitasi dan semangat yang diberikan dari tausiyah," kata dia.

Lebih lanjut, Zubaedi mengatakan, manfaat serupa juga bisa dirasakan dokter. Utamanya dalam menumbuhkan optimisme dan kesadaran sosial tinggi dalam diri dokter guna menyembuhkan pasiennya. Bahkan, hasilnya bisa optimal bila dokter juga memberikan tausyiah kerohanian kepada pasien menggantikan peran mubaligh.

"Luar biasa itu. Jadi, dokter di rumah sakit mengalami peningkatan kapabilitas dan kapasitasnya dalam melayani," kata dia. Jadi, lanjut Zubaedi, ada motivasi membimbing pasien untuk menghadapi penyakitnya sekaligus meyakinkan pasien bahwa kehidupan di akhirat lebih baik dari dunia.

Sayangnya, kata Zubaedi, potensi besar masjid rumah sakit tidak dioptimalkan. Masjid di rumah sakit hanya formalitas saja. Seharusnya masjid di rumah sakit dimasukan sebagai salah satu pusat layanan rumah sakit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement