Rabu 29 Jun 2011 09:46 WIB

Anas: Naik Turunnya Angka Kepuasaan Publik adalah Hal Lumrah

Red: cr01
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kiri) bersalaman dengan Sekjen Edhi Baskoro Yudhoyono (kanan).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kiri) bersalaman dengan Sekjen Edhi Baskoro Yudhoyono (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Melorotnya citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berdasarkan survei terbaru mengundang komentar Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum.

Anas mengatakan, naik turunnya angka kepuasan publik adalah perkara lumrah, bukan sesuatu yang ganjil. "Dulu pada periode pertama, angka SBY juga sempat turun. Tetapi kembali naik dan bahkan dipercaya dan dipilih menjadi presiden untuk periode kedua dengan angka yang lebih meyakinkan," kata Anas, Selasa (28/6).

Anas mengaku ragu dengan hasil survei kali ini. Kalau hasilnya di bawah 50 persen, kata dia, agaknya bukan survei yang memotret realitas tapi survei yang cenderung mengarahkan realitas. "Kalau angkanya sedang turun, mungkin saja. Tetapi kalau di bawah 50 persen, saya cenderung melihat ini sudah merupakan kampanye negatif kepada SBY dan pemerintah," ujarnya.

Menurut mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, kelihatan responden dibombardir dengan masalah-masalah yang tengah muncul. Bukan pertanyaan yang berimbang antara prestasi dan permasalahan. Desain surveinya kelihatan mengarahkan dan sengaja memengaruhi persepsi responden.

Walau demikian, Anas tetap yakin bahwa Presiden SBY dan pemerintah tidak akan goyah semangatnya untuk terus bekerja keras. Justru sebaliknya akan semakin terpacu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi. "Apa pun hasil survei dan tendensi di belakangnya adalah pemacu SBY dan pemerintah untuk bekerja lebih keras, makin produktif dan berfaedah untuk rakyat," tegas politisi muda ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement