REPUBLIKA.CO.ID, Hari Ahad (3/7) adalah saat-saat terakhir bagi warga Bekasi di Perumahan Bumi Suzuki Permai, Kecamatan Rawalumbu, untuk mendengar siraman rohani KH Zainuddin MZ. Pasalnya, ceramah yang disampaikan dai kondang yang mengangkat tema Isra' Mikraj itu adalah ceramah yang terakhir.
Zainuddin berpesan pada umat agar menjaga persatuan umat Islam untuk menciptakan generasi yang mujahid, berani memberantas kemaksiatan dan memerangi korupsi. "Setiap Muslim harus memilik semangat mujahid yang siap berjuang untuk menegakkan syiar Islam, memberantas kemaksiatan dan memerangi korupsi," ujarnya.
Ia juga mengajak umat Islam untuk sama-sama memberantas kemaksiatan. ''Umat muslim harus bisa bersatu memberantas kemaksiatan, apalagi menjelang datangnya bulan suci Ramadhan,'' ujarnya.
Dua hari kemudian, usai shalat Shubuh, tiba-tiba Zainuddin MZ jatuh pingsan. Luthfi Manfaluti, putra keduanya, menuturkan sang ayah hanya mengeluh sakit kepala ringan. "Sebelumnya, beliau tidak mengeluh sakit apa pun," ujarnya, Selasa (5/7).
Tanpa menunggu lama, pihak keluarga langsung membawanya ke Rumas Sakit Pusat Pertamina (RSPP). ''Tepat pukul 09.20 WIB, ayah menghembuskan nafas terakhir akibat serangan jantung,'' kata Luthfi. Pola makan dan padatnya jadwal kegiatan dakwah diduga menjadi faktor penyebab kematiannya.
Berita kematian sang Dai Sejuta Umat menyebar cepat bak lintasan meteor, mulai dari BBM (Blackberry Messenger), pesan singkat (SMS), email, dan kabar dari mulut ke mulut. Ia meninggal dunia pada usia 60 tahun, Selasa (5/7), yang bertepatan dengan 5 Sya'ban 1432 H. Jenazahnya dimakamkan di area Masjid Fajrul Islam, tak jauh dari kediamannya.
Meninggalnya KH Zainuddin MZ mengguncang Tanah Air. Televisi swasta maupun media online berlomba-lomba menayangkan pemberitaan tentang segala tindak tanduk almarhum. Plus komentar orang-orang terdekatnya.
Kepergian sang penceramah kondang merupakan kehilangan besar bagi umat Islam di Tanah Air. Zainuddin MZ akan dikenang sebagai mubaligh yang gigih menyebarluaskan Islam dengan dakwah dan ceramahnya yang santai, penuh humor segar, namun mengena di hati.
Rhoma Irama, sahabat dekat Zainuddin MZ, tak kuasa menahan haru saat menyampaikan kenangan yang dialaminya bersama almarhum. Bagi Bang Haji, sapaan karib Rhoma Irama, Zainuddin MZ tak hanya sekedar dai dan ulama. Namun dia juga sosok pejuang yang gigih memperjuangkan dan menyatukan umat Islam di negeri ini.
"Bagi kami, perjuangan almarhum bagi terciptanya persatuan umat Islam di negeri ini sangat besar. Semangat dan apa yang dicita-citakan beliau dalam menyatukan komponen Islam bagi kebesaran bangsa itu akan terus berlanjut," kata Rhoma dengan mata berkaca-kaca.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga merasa kehilangan atas kepergian almarhum, dan menyampaikan bela sungkawa. "Presiden turut berbela sungkawa kepada pihak keluarga atas meninggalnya Zainuddin MZ," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di kantor Kepresidenan, Jakarta.
Sementara itu, keluarga besar almarhum KH Zainuddin MZ menyampaikan permintaan maaf atas segala kesalahan almarhum kepada seluruh umat Islam.
Selamat jalan Pak Kiai, semoga amal ibadahmu menjadi catatan yang meringankan langkahmu menghadap-Nya.