REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Kominfo dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Selasa (12/7), meluncurkan buku panduan informasi peringatan dini tsunami bagi media massa.
Buku ini diharapkan meningkatkan peran media secara lebih efektif dalam menyebarluaskan peringatan dini tsunami kepada masyarakat.
"Media massa berperan besar dalam mengurangi jumlah korban bencana tsunami," kata Kepala BMKG Sri Woro B Harjono di Jakarta, Selasa (12/7).
Panduan tersebut adalah salah satu dari tiga materi yang dikembangkan LIPI dengan dukungan Unesco dalam konteks kerja sama dengan negara lain yaitu Filipina, Thailand dan Timor Leste.
Hasil penelitian LIPI pascatsunami Mentawai 2010, informasi yang cepat dan tepat dari televisi dan radio bisa mencapai masyarakat di Mentawai sehingga mereka bisa siap siaga terhadap ancaman bencana tsunami.
Ini menunjukkan bahwa peran media massa terutama televisi dan radio dalam penyebaran informasi kebencanaan sangat penting dan untuk mengantisipasi terjadinya kesimpangsiuran informasi dan rumor di lapangan maka perlu adanya panduan informasi.
Direktur Penyiaran Kementerian Kominfo Agnes Widiyanti mengatakan peran media massa berpengaruh besar kepada masyarakat misalnya radio diprediksi dapat mempengaruhi 40 orang pendengarnya.
Sementara televisi diperkirakan dapat mempengaruhi 40 kali pendengar radio sehingga lebih efektif lagi dalam menyebarluaskan informasi peringatan dini tsunami.
Saat ini terdapat 1.300 radio yang legal di Indonesia dan 300 televisi nasional serta lokal yang legal. "Potensi yang besar dari media massa televisi dan radio ini yang kita coba rangkul untuk bekerja sama dalam penyebaran informasi peringatan dini," kata Agnes.
Ikuti Whatsapp Channel Republika