REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama, Senin (11/7) mengatakan bahwa negaranya siap untuk mendukung perundingan-perundingan yang mengarah kepada transisi demokrasi di Libya sepanjang pemimpin Muammar Gaddafi mundur.
Obama mengontak rekan Rusianya, Dmitry Medvedev, untuk berterima kasih atas upaya-upaya Rusia pada mediasi di Libya, dan menekankan bahwa AS "siap untuk mendukung perundingan-perundingan yang mengarah ke transisi demokrasi di Libya selama Gaddafi mengundurkan diri," kata Gedung Putih.
Moskow telah mengkritisi operasi militer pimpinan NATO di Libya, dan mengatakan akan mendukung upaya perdamaian Uni Afrika serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertemu pekan lalu di resor Laut Hitam Sochi, tetapi gagal mengatasi perbedaan mereka mengenai pendekatan konflik di negara Afrika Utara itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Rusia akan meningkatkan upaya mediasinya di Libya. Obama juga menawarkan dukungan untuk upaya mediasi Medvedev mengenai Nagorno-Karabakh, dan menjanjikan dukungan Amerika untuk upaya mencapai kesepakatan kerangka kerja guna merundingkan kesepakatan damai yang akan mengakhiri konflik itu, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Presiden Armenia dan Azerbaijan bertemu di kota Kazan, Rusia pada akhir Juni, tapi mereka gagal mencapai kesepakatan tentang dokumen kerangka 14-butir yang akan mengatur panggung untuk mengakhiri dua dasawarsa konflik mereka atas Nagorno-Karabakh.
Selain itu, Obama dan Medvedev membahas masalah Sudan dan Afghanistan, dan mereka menyatakan memiliki "tujuan bersama" di kedua negara, kata Gedung Putih. Karena upaya Obama untuk menyetel kembali hubungan bilateral, Rusia sepakat pada Juli 2009 untuk menawarkan transit melalui ruang udara Rusia untuk pasokan AS terhadap operasi di Afghanistan.
Selain itu, Rusia menawarkan bantuan dalam upaya kontra-narkotika dan rekonsiliasi di Afghanistan. Dalam pembicaraan telepon mereka itu, Obama dan Medvedev meninjau kembali masalah-masalah yang beredar terkait dengan masuknya Rusia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan setuju untuk "mendesak bagi menyelesaikan semua aspek negosiasi sesegera mungkin," kata Gedung Putih.
Obama menyatakan belasungkawa atas tenggelamnya kapal pesiar "Bulgaria" pada Minggu di sungai Volga, sebuah tragedi yang menewaskan 58 orang. Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov, berada di Washington untuk pertemuan Kuartet Timur Tengah dengan Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB. Gedung Putih mengatakan bahwa Obama berharap untuk bertemu dengan dia di Gedung Putih, pada Rabu.