REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengatakan, pihaknya tidak ingin lagi berpolemik mengenai mantan pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl. Sebab, kepentingan Indonesia lebih penting dibandingkan Riedl.
"Ini soal kecil. Ini juga bukan lantaran dia berada di pihak mana. Kami lebih memikirkan kepentingan yang lebih besar. Bukan PPD yang kami kejar, tapi masa depan tim Indonesia," kata dia.
Djohar mengatakan, kepengurusannya sudah memiliki program untuk pembinaan sepak bola Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia akan memiliki tujuh tim nasional di masa mendatang, yaitu U-16, U-17, U-18, U-19, U-20, U-21, U-23, dan tim senior.
"Setiap tim punya pelatih yang dikordinasi oleh pelatih timnas senior. Tim di usia muda akan menyuplai kebutuhan tim senior," kata dia.
Djohar mengatakan, sistem yang akan dilakukan Indonesia tersebut mengadopsi Belanda dan Jepang. Kedua negara itu menjadi percontohan karena sukses melakukan regenerasi.
"Belanda tetap di elite dunia dan Jepang di elite Asia dengan selalu berlaga di Piala Dunia," ungkap dia.
Djohar mengaku, dirinya juga sudah bicara dengan Rijbergen, pelatih baru timnas senior, untuk menyiapkan program dan mengontrol program pembinaan berjenjang tersebut. Karena itu, PSSI akan segera menawari kontrak berdurasi empat tahun pada pelatih PSM Makasar tersebut.
"Dia sudah pemaparan programnya kepada kami beberapa waktu lalu dan kami sudah komunikasikan hal itu," jelasnya.