Selasa 26 Jul 2011 08:17 WIB

Kiblat Baru Sepak Bola Amerika Latin

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Didi Purwadi
Pemain Uruguay meluapkan kegembiraannya usai menjuarai Copa America 2011 dengan membenamkan Paraguay 3-0 di partai final.
Foto: AP/Fernando Llano
Pemain Uruguay meluapkan kegembiraannya usai menjuarai Copa America 2011 dengan membenamkan Paraguay 3-0 di partai final.

REPUBLIKA.CO.ID,BUENOS AIRES - Uruguay menjadi kiblat baru persepakbolaan Amerika Latin. Keberhasilan tim nasional Uruguay mengalahkan Paraguay di final Copa Amerika dengan skor 3-0 kemarin jadi penegasan status La Celeste (si Biru Langit) sebagai raja sepanjang masa Amerika. Stadion Monumental pun menjadi saksi pencapaian Uruguay yang merengkuh 15 gelar juara Copa Amerika, mengungguli tim manapun di daratan latin.

Begitu wasit Salvio Spinola meniup pluit panjang pertandingan di kota Buenos Aires, raja baru langsung bertahta. Diego Lugano, Martin Caceres, dan kiper Fernando Muslera satu per satu menaiki podium juara.

Sebelumnya dua pahlwan La Celeste, Diego Forlan dan Luis Suarez, dengan antusias berjalan melintasi trofi Copa Amerika. Keduanya dengan sumringah melangkah bersama bendera kebangsaan yang melekat di pundak.

Forlan dan Suarez pantas bersuka cita karena lewat kaki mereka lah Uruguay bertahta sebagai raja Amerika. Sepakan Suarez di awal babak ditambah dua gol Forlan menentukan kemenangan atas Paraguay sekaligus memastikan podium juara jadi milik mereka. “Akhirnya kami berhasil menuntaskan misi. Tidak ada misi tertinggi yang bisa kau raih selain juara dan kami kini mendapatkannya,” kata Suarez penuh suka cita seperti dikutip Goal.

Pemain yang kini merumput bersama Liverpool ini tidak menyangka kemenangan akan diraih dengan sangat meyakinkan. Bahkan sejak menit ke-12, Suarez sudah berlari merayakan tanda kemenangan lewat sepakan terukurnya.

Uruguay Berpesta

Bersamaan dengan gol Suarez, ratusan ribu masyarakat di alun-alun kota Montevideo sontak berpesta. Kembang api dan bunyi terompet langsung membahana. Layar raksasa yang terbentang di hadapan pendukung, memberi kabar kesuksesan di final Copa America.

Dua gol Forlan pun makin melengkapi pesta di ibu kota  Uruguay itu hingga mencapai klimaksnya saat prosesi penyerahan gelar. Pesta serupa terjadi di Stadion Monumental. Puluhan ribu pendukung Uruguay larut bersama pesta para pemain di tengah lapangan.

Kibaran bendera biru langit Uruguay terus menghiasi seisi Stadion Monumental. “Kami sangat antusias untuk membawa piala ini ke pendukung yang tengah bersuka cita,” ujar Suarez.

Suka cita yang dirasakan Suarez juga melanda 22 pemain Le Celeste lain, termasuk sang pelatih Oscar Washington Tabarez. Pria berusia 64 tahun itu bahkan tak henti menerima peluk sanjung dari pemainnya.

Tabarez sendiri yang memimpin mengangkat tinggi piala di tanah rival abadi, Argentina. Stadion Monumental yang selama ini jadi monumen keberhasilan Tim Tango, kini menjadi saksi kedigdayaan La Celeste.

Raja Amerika

Piala yang diangkat Diego Lugano langsung direspon oleh puja-puji seantero negeri. Media utama Uruguay, El Pais langsung menangkat tajuk “Raja Amerika” di halaman muka. Tidak lupa mereka mendaulat Tabarez sebagai pahlawan kesuksesan Uruguay. Di tangan Tabarez lah, Uruguay mulai bangkit dari tidur panjangnya dalam persaingan sepak bola. Mulai dari kesuksesan menembus semifinal Piala Dunia 2010 hingga gelar juara di Argentina.

Copa Amerika pun ibarat oase prestasi sejak 16 tahun lalu Uruguay meraih gelar Copa Amerika di rumah sendiri. “Kami senang, seluruh masyarakat pun senang. Pesta ini akan menjadi pesta bagi seluruh negeri. Sekarang waktunya kami merayakan kemenangan,” kata Suarez.

Kemenangan Uruguay juga mendapat pujian dari sang lawan Paraguay. Bagi mereka, tidak salah Uruguay menyandang predikat Raja Amerika. Skill dan kemampuan di atas lapangan jadi pembeda antara Uruguay dengan 11 tim lain yang berlaga di Argentina.

 “Gol dari Uruguay lahir dengan pergerakan yang sangat baik. Mereka memiliki kualitas yang amat luar biasa di lini depan,” kata pelatih Paraguay, Gerardo Martino. Secara sportiif dia memberi selamat atas kesuksesan sang lawan yang tidak sekalipun menderita kekalahan dalam kompetisi Copa Amerika 2011.

Pencapaian Suarez cs di Copa Amerika juga menjadi bukti kedigdayaan prestasi sepak bola Uruguay. Sebelum gelar Copa Amerika, tim nasional junior Uruguay berhasil meraih runner-up Piala Dunia U-17 di Meksiko. Sedangkan klub lokal Uruguay, Penarol, hanya dinaungi ketidakberuntungan kala takluk atas Santos di final Piala Libertadores.

Tiga capaian prestasi itu jadi bukti bahwa Uruguay kini menjadi kiblat baru persepakbolaan, baik di Amerika maupun salah satu di dunia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement