Rabu 10 Aug 2011 19:39 WIB

Kapolri Belum Bisa Pastikan Nazaruddin Lewat Washington

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: cr01
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo ketika memberikan keterangan kepada wartawan.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo ketika memberikan keterangan kepada wartawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN – Sejumlah opsi muncul terkait dengan upaya pemulangan tersangka korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games Muhammad Nazaruddin.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan pilihan itu antara lain apakah memulangkan lewat jalur polisi ke polisi atau jalur ekstradisi. "Apakah ditangani polisi ke polisi atau ekstradisi. Itu sedang dibicarakan di sana," kata Timur, usai berbuka puasa bersama dengan Presiden, di Puspitek, Rabu (10/8).

Menurut Kapolri, akan lebih cepat bila melalui jalur polisi ke polisi. Namun dia tidak bisa memastikan karena harus disesuaikan dengan kondisi di Kolombia. "Insya Allah nanti kita ambil yang paling cepat," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemulangan Nazaruddin dilakukan melalui jalur deportasi, bukan ekstradisi.

Senada dengan Marty, Kapolri belum bisa memastikan kapan persisnya Nazaruddin akan dipulangkan. Meski demikian, kata dia, tim gabungan sudah berada di sana. "Insya Allah, hari ini tim sudah ada di sana."

Kapolri juga mengaku belum bisa memastikan seputar informasi yang menyebutkan Nazaruddin terbang ke Kolombia dari Washington menggunakan pesawat sewaan. Semua informasi itu tengah diselidiki.

Sejumlah pandangan muncul kenapa pengamanan Washington dapat mudah 'dibobol' dibandingkan Kolombia. Namun Kapolri enggan mengambil kesimpulan terlebih dahulu. "Justru itu, ini kan masih informasi. Semua nanti kita rekam," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement