REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI, LIBYA - Pasukan pemberontak Libya, Ahad (14/8) berhasil merebut sebuah kota 70 kilometer sebelah barat Tripoli, menewaskan sembilan tentara mereka. Status itu memungkinkan mereka memutus hubungan Tripoli ke perbatasan Tunisia, kata televisi pemberontak "Free Libya".
Para pemberontak telah sepenuhnya menguasai kota Surman, serta jalan pesisir menuju Zawiyah, sebuah kota 50 kilometer sebelah barat dari ibu kota Libya, kata seorang juru bicara pemberontak.
Pengambil-alihan Surman bertujuan untuk memutuskan jalur suplai pemimpin Libya Muamar Gaddafi dari Tunisia.
Untuk para pemberontak, Surman adalah piala terbaru dari serangan banyak-cabang yang sedang berlangsung menuju Tripoli setelah mereka memasuki Zawiyah pada Sabtu.
Para pemberontak juga mengatakan, mereka telah mendorong kekuatan Gaddafi keluar dari Garyan, sehingga bisa mengambil kontrol satu pintu gerbang penting yang menghubungkan ibu kota dengan wilayah-wilayah pegunungan barat negara itu.
Seorang koresponden Al Jazeera di Az-Zawiyah mengatakan bahwa para pemberontak saat ini menguasai jembatan di sepanjang jalan raya dari Tripoli ke Tunisia, tetapi beberapa bagian kota masih diperebutkan.
Gaddafi mulai melancarkan serangan pasukan penembak jitu dan mortir terhadap pasukan oposisi.
"Mereka telah berhasil menguasai 70 persen dari kota, meskipun ancaman penembak jitu masih ada di daerah itu," kata koresponden.
Juru bicara pemerintah Libya, Moussa Ibrahim, membantah laporan-laporan itu dan mengatakan, bahwa pasukan pro-Gaddafi masih mengontrol penuh atas kota tersebut.
Reuters mengatakan, pasukan pemberontak juga merebut kota pantai Surman, sekitar 70 kilometer (45 mil) di barat Tripoli pada Ahad. Sekitar 10 pemberontak tewas dalam pertempuran dan 34 lainnya terluka.
"Para revolusioner hari ini memasuki pusat Surman. Mereka sekarang sepenuhnya mengendalikan kota.. Tidak ada pertempuran di sana sekarang," kata juru bicara lembaga itu mengutip pernyataan seorang juru bicara pemberontak