REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub, MA, berdiskusi dengan sejumlah ulama Maroko di Wisma Duta KBRI Rabat. Sekretaris III/Pelaksana Fungsi Pensosbud, Suparman Hasibuan, mengatakan, Selasa, pertemuan yang diatur KBRI Rabat tersebut dihadiri Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja, mantan Menteri Wakaf Yordania Dr. Abdessalam Abbadi.
Sejumlah akademisi dan ulama terkemuka Maroko yang ikut berdiskusi antara lain Mohamed Amine Ismaili, Mohamed Karem el Filali, dan Soubihi Abdelrozak turut hadir.
Dubes Tosari mengatakan bahwa pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antara ulama dari berbagai negara yang diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi hubungan Indonesia dengan negara Arab.
Pada kesempatan tersebut, Ali Mustafa Yaqub antara lain menyampaikan gambaran tentang sejarah dan tradisi keilmuan di Indonesia yang tidak lepas dari peranan ulama Maroko, antara lain Maulana Malik Ibrahim Al Mahgribi (salah seorang Walisongo); pengembara Ibnu Batutah; dan pengarang AlJurumiyah, Syeikh Sonhaj, yang bukunya dijadikan referensi wajib bagi mayoritas pesantren di Indonesia.
Ulama dari Maroko menyampaikan pentingnya Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dunia. Diharapkan, bersama dengan negara Muslim lainnya, Indonesia dapat mengambil posisi sebagai motor penggerak umat kebangkitan umat Islam
Ali Mustafa Yaqub dan mantan Menteri Wakaf Yordania Dr. Abdessalam Abbadi, berada di Maroko dalam rangka memenuhi undangan Raja Maroko, Mohamed VI pada Pengajian Ramadhan Hassaniah (Durus Hassaniah Ramadhaniah) di Istana Raja.
Telah menjadi tradisi para raja Maroko sejak dahulu yang kerap mengundang ulama-ulama guna menyampaikan ceramah pada bulan suci Ramadhan di Istana Raja.
Selain para ulama Maroko, Raja Mohamed VI juga mengundang sejumlah ulama terkenal dari berbagai negara Islam untuk memberikan ceramah atau menghadiri acara tersebut.