REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Serangan udara Turki di Irak utara menewaskan antara 90 sampai 100 anggota pemberontak Kurdi dan mencederai 80 orang lainnya, kata militer di laman internetnya, Selasa (23/8). Jumlah korban itu adalah pertama disiarkan militer sejak pesawat mulai menggempur pangkalan-pangkalan pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di gunung-gunung Irak utara Rabu lalu setelah terhenti selama lebih dari satu tahun.
Operasi yang dimulai kembali itu untuk menanggapi satu serangan PKK yang menewaskan sembilan personel keamanan di Turki tenggara. Pernyataan militer itu, yang menggunakan kata 'netralisasi' mengacu pada pemberontak yang tewas, menegaskan bahwa jumlah angka korban itu sementara.
'Angka sementara' diperoleh setelah penerbangan di daerah sasaran. Militer memperingatkan bahwa serangan-serangan lebih lanjut akan dilakukan bila perlu.
Pada Senin pemberontak PKK mengatakan tiga separatis Kurdi tewas dalam serangan udara Turk terhadap pangkalan-pangkalan mereka di Irak utara.
Seorang juru bicara pemberontak mengancam 'perang' jika terjadi lagi serangan. Pengeboman Senin itu dilakukan sehari setelah satu keluarga tujuh warga Irak tewas dalam serangan udara Turki terhadap satu kendaraan di Kortek, kata Jabbar Yawar, seorang pejabat penting Kurdi Irak.
Tentara Turki menyatakan 14 instalasi, delapan depot pangan, sembilan meriam anti-psawat dan 19 tempat penyimpanan amunisi dihantam dalam operasi-operasinya dan menegaskan rencana yang cermat digunakan untuk mencegah daerah-daerah penduduk sipil.
Pada Selasa pagi, dalam satu insiden terpisah, satu kelompok pemberontak menyerang satu pos polisi di Ergani, Turki tenggara yang menewaskan seorang tentara dan mencederai tiga lainnya, kata satu sumber keamanan lokal. Militer memperkirakan sekitar 2.000 anggota PKK bersembunyi di Irak utara yang dikuasai Kurdi Irak.
Militer Turki melancarkan serangan gelombang pertama pertama pada 17 Agustus terhadap sasaran-sasaran PKK di Irak utara setelah pemberontak membunuh sembilan anggota dari satuan militer di Cuukurca, Turki tenggara.
PKK, yang masuk dalam daftar kelompok teroris oleh Ankara dan banyak negara mengangkat senjata di Turki tenggara yang berpendududk mayoritas etnik Kurdi tahun 1984, yang memicu konflik yang menewaskan sekitar 45,000 orang.
Selain serangan udara tentara Turki juga melakukan serangan darat memasuki Irak utara dalam tahun-tahun belakang ini untuk menyerang pemberontak di sana.