REPUBLIKA.CO.ID,Situasi di Tripoli memburuk. Persediaan makanan, BBM, air, dan listrik menipis. Belum diketahui keberadaan Gaddafi. Gaddafi siap berunding dengan pemberontak.
"Kami telah menguasai seluruh ibukota," tutur komandan pasukan pemberontak di Tripoli. Sejak enam hari lalu setelah pemberontak berhasil merebut Tripoli, situasi di kota tersebut relatif tenang. Tetapi, persediaan listrik, bahan bakar dan pangan serta air mulai menipis.
Seorang warga mengungkapkan, "Kami ingin pemberontak membuka kembali toko-toko dan pasar-pasar. Kami tidak ada makanan, air, tidak sesuatu apapun. Mereka harus membuka pasar, agar kita dapat kembali ke hidup normal."
Pemimpin Dewan Transisi Nasional mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan disediakan 30.000 ton bensin. Pasokan minyak solar juga akan segera tiba di Libya, agar pembagian air bersih dapat dilakukan.
Palang Merah Internasional mencemaskan situasi di rumah sakit. Robin Waudo, juru bicara organisasi tersebut mengatakan, "Banyak rumah sakit sangat membutuhkan obat-obatan dan peralatan medis lainnya seperti untuk operasi, infus, dll. Situasi keamanan di sini masih gawat. Kami kekurangan tenaga medis. Tetapi beberapa hari ini, tenaga medis mulai kembali ke rumah sakit. Hanya, di dekat kawasan tempur kami masih kekurangan tenaga."
Pemberontak Kuasai Wilayah Pro Qaddafi
Pemberontak melaporkan bahwa pasukan loyalis Qaddafi telah menarik diri dari zona perbatasan Tunisia, di Ras Ajdir. Sehingga kiriman bahan bantuan yang dibutuhkan Libya dapat melewati perbatasan. Tentara Qaddafi yang membakar pengilangan minyak dekat As Sidra, 150 kilometer dari kota kelahiran Qaddafi, Sirte, diburu oleh pemberontak.
Setelah dewan transisi gagal meyakinkan pendukung Qaddafi untuk melancarkan gencatan senjata di Sirte, pemberontak meningkatkan jumlah pasukannya di kota tersebut. Beberapa hari yang lalu NATO melaporkan, bahwa pemberontak melepaskan serangan terhadap sasaran di Sirte.
Isu, bahwa anggota keluarga Qaddafi telah melarikan diri ke Aljazair, tidak dapat dibenarkan oleh wakil dewan transisi. Diisukan, bahwa Jumat pagi (26/8), enam mobil limousine berlapis baja melewati perbatasan Libya-Aljazair.
Pemerintah Aljazair juga tidak dapat membenarkan isu tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Aljazair, Amar Belani memaparkan, bahwa belakangan ini Aljazair sering menjadi sasaran informasi yang tidak benar.
Ibrahim: Qaddafi Siap Berunding dengan Pemberontak
Berdasarkan pernyataan juru bicara rezim, Moussa Ibrahim, Qaddafi bersedia untuk berdialog dengan dewan transisi, merundingkan pembentukan pemerintahan peralihan. Disebutkan, Gaddafi telah mengutus anaknya Al Saadi sebagai juru runding.
Beberapa hari yang lalu stasiun televisi Amerika Serikat CNN memberitakan di situs internetnya, bahwa Al Saadi berusaha untuk membuka kontak dengan pemerintah AS dan pemberontak. Ia telah diberikan otoritas untuk berunding, tulis CNN dalam laporannya di internet.
Kepada pusat kantor berita AP di New York, Moussa Ibraham mengatakan, bahwa Muammar Qaddafi masih berada di Libya. Ia terakhir melihat Gaddafi Jumat lalu (26/08). Sementara Ibrahim sendiri juga masih berada di Tripoli.
Ikuti Whatsapp Channel Republika