Ahad 11 Sep 2011 19:01 WIB

Ups, Aisha Ternyata Dokter Gadungan

Rep: c26/ Red: cr01
Foto: Antara
"Dokter" Aisha Wardhana (kanan, bermasker) melakukan pemeriksaan kesehatan TKI yang dipulangkan paksa dari Malaysia setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT – Usai terkuaknya kedok Aisha Wardhana sebagai dokter palsu, Manager Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Sugih Hartanto, mengaku bahwa pihak ACT sangat dirugikan terkait dengan pemberitaan bahwa ACT merekrut relawan gadungan. "ACT tak pernah merekrut Aisha," ujar pria yang akrab dipanggil Ugi," Ahad (11/9).  

Dalam klarifikasi yang dimuat di situs ACT, Aisha Wardhana atau pemilik nama asli Caroline Ruhning Tyas Sasanti bukanlah relawan yang resmi terdaftar di ACT. Aisha adalah nama yang ia gunakan setelah menjadi mualaf.

Dalam penjelasan tersebut juga disebutkan bahwa pertama kali komunikasi ACT dengan Aisha pada pekan-pekan pertama setelah meletusnya Gunung Merapi, 26 Oktober 2010 melalui akun twitter. Aisha menggunakan akun @aishawardhana.

Melalui akun tersebut, ia banyak membantu kampanye program-program ACT. Satu-satunya keterlibatan Aisha dalam aksi kemanusiaan ACT adalah pada 13 Juli 2011. Saat itu ia mendatangi ACT dan menyatakan ingin ikut melayani para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dipulangkan paksa dari Malaysia di Pelabuhan Tanjung Priok.

ACT lalu merespon ajakannya untuk membantu TKI dengan menyiapkan ambulans, obat-obatan dan perawat. Sugi mengungkapkan, hanya itulah satu-satunya keterlibatan Aisha dalam kegiatan kemanusiaan ACT. Ketika melayani para TKI, tidak terlihat gelagat aneh dari Aisha. Perawat yang ACT sertakan tidak melihat keanehan dari tindakan medisnya. Aisha saat itu melayani penyakit-penyakit ringan yang dialami para TKI, seperti pusing dan mabuk laut.

Sebelumnya, Aisha berencana akan bergabung dengan tim ACTion for Somalia dalam misi kemanusiaan membantu bencana kelaparan di Somalia. Namun karena akan menikah ia menunda keberangkatannya. Ia mengabarkan akan menyusul dengan menggunakan dana pribadi.

ACT akhirnya bertemu Aisha pada Rabu (7/9). Dalam pertemuan di sebuah rumah makan di daerah Karawang tersebut, Aisha tampak baik-baik saja padahal sebelumnya ia mengaku tertembak di bahu kiri. Setelah didesak akhirnya ia mengaku bahwa ia tidak pernah pergi ke Somalia dan bukanlah seorang dokter. Belum diketahui apa motivasinya mengaku sebagai dokter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement