REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Koordinator Forum Pemerhati Pendidikan di Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali, bersama Firmanzah (Dekan FE UI), Ratna Sitompul (Dekan Fakultas Kedokteran UI), dan Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI) disebut-sebut sebagai aktor utama pada sebuah dokumen setebal 10 halaman yang memuat skenario besar penggulingan rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri. Effendi bersama Ratna menggelar orasi di aula Fakultas Ilmu Komputer UI, Depok, yang dihadiri oleh beberapa dekan fakultas dan BEM UI.
Dalam orasinya, Effendi membantah bahwa dirinya adalah aktor utama penggulingan rektor UI. Sementara, Ratna Sitompul secara tidak langsung menolak opini yang muncul di tengah masyarakat UI. Opini menyebutkan bahwa Fakultas Kedokteran mempersoalkan posisi rektor UI yang dipegang oleh orang non-FK.
Ratna menegaskan pihak FK maju melawan tirani UI semata karena tata kelola yang dinilai buruk. Dia mencontohkan salah satunya adalah masalah dana penelitian yang pencairan dan pertanggungjawabannya bermasalah.
"Untuk pencairan dana misalkan, kami butuh Rp 300 juta maka dibagi ke dalam tiga tahapan pencairan,'' kata Ratna. ''Untuk tahap pertama, tidak ada masalah. Sedangkan, tahap yang kedua dan ketiga bermasalah."
Untuk surat pertanggungjawaban setelah penelitian, pihak FK tidak pernah diberitahu tentang apa-apa saja yang harus disampaikan. ''Apakah itu boarding pass, tulisan harus tinta biru. Ini harus ada standar operasional prosedurnya. Sampai saat ini belum ada," tambahnya.
Ratna sama sekali tidak mempersoalkan jabatan rektor UI dipegang oleh orang dari fakultas mana saja. Baginya, semua orang sama-sama memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama.
"Ini persoalan tatanan nilai yang nantinya harus diajarkan kepada anak didik. Di sini tidak ada. Sampai saat ini, UI belum pernah sekalipun kisruh seperti ini," tegasnya.