Ahad 18 Sep 2011 16:41 WIB

Istana: Reshuffle tak Bisa Didikte oleh Hasil Survei

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: cr01
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Haryanto-Setpres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat kepercayaan publik atas kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merosot hingga 37,7 persen akibat persoalan hukum, kesehatan, dan masalah moral anggota kabinetnya.

LSI meminta kepada SBY untuk merombak menteri di jajaran kabinetnya. Namun Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, menilai reshuffle kabinet tidak bisa didikte oleh hasil survei. Tetapi, oleh evaluasi dengan menggunakan sejumlah indikator yang menggambarkan prestasi menteri di bidangnya serta penilaian masyarakat.

"Dari waktu ke waktu kami selalu memerhatikan dinamika yang terjadi di dalam masyarakat, termasuk hasil survei. Semua kami cermati. Bahkan tidak satu surat pembaca pun luput dari kami. Namun reshuffle kabinet tidak didikte oleh hasil survei," ujarnya kepada Republika, Ahad (18/9).

Daniel mengakui ada sejumlah alasan objektif yang dimengerti sebagai penyebab penurunan itu. Sebagian karena faktor eksternal dan permasalahan internal. Untuk itu semua akan dibereskan supaya pemerintahan dapat berjalan lebih baik. "Kami membereskan yang di dalam, membenahi pekerjaan rumah, dan mencuci yang kotor," terangnya.

Memasuki tahun ketiga ini, lanjut Daniel, Presiden SBY akan memulai gaya pemerintahan yang lebih menggambarkan dinamika di luar istana. "Kami yang di dalam akan lebih seirama dengan derap langkah yang di luar. Tidak ada yang terlambat karena semua ini memang harus dilalui," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement