REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM - Ada hikmah dibalik peristiwa. Warga Palestina yang tergusur lalu melintasi batas tanah yang dijanjikan turut membawa risalah Islam kepada warga Yahudi. Walhasil, sejumlah warga Yahudi memutuskan untuk meninggalkan keyakinan lama kembali kepada Islam.
Jadi, bukan suatu hal yang aneh ada seorang mubalig dengan bahasa Ibrani yang lembut dan sopan membimbing warga Yahudi memeluk Islam. Yang menarik, mereka menjalankan di Israel. "Saya harus memberitahu anda tentang iman yang benar," kata seorang mubaligh saat ditemui di luar Kota Tua Yerusalem, seperti dikutip Seattletimes.com, Kamis (29/9).
Para mubaligh bukan tanpa persiapan dalam menghadapi misi sulit. Tak hanya berbekal kemampuan berbahasa Ibrani, ia membawa ransel penuh pamflet yang berisi informasi tentang Islam dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Ibrani. "Anda dapat melakukannya sesuai dengan apa yang anda inginkan. Tapi untuk mengatakan pada mereka kewajiban anda," ungkapnya.
Seorang programmer komputer perguruan tinggi Israel, berjenggot dan gemar mengenakan celana longgar dan kemeja panjang khas Muslim, dikenal bernama Abu Hassan. Ia mengatakan memang tidak ada tanda-tanda usaha mubalig terbilang sukses. Sebab sebagian besar Yahudi memeluk Islam lantaran pernikahan. Namun, dengan keyakinan mendalam, ungkapnya, para mubaligh berusaha keras mendalami kemampuan berbahasa Ibrani guna mencapai tujuannya itu.
Abu Hassan mengatakan bertahaun-tahun berkonflik dengan Israel, Muslim diperangi dan marah, lalu mengabaikan tanggung jawab mereka untuk menyampaikan risalah Islam kepada warga Yahudi. "Muslim tidak ingin bicara, dan orang Yahudi tidak mau mendengarkan. Tapi Yahudi juga perlu mendengar kebenaran," katanya.
Yitzhak Reiter, seorang profesor dari Pusat Studi Yerusalem, mengatakan ia tidak melihat sesuatu yang serupa dalam 30 tahun mempelajari Islam. "Ini adalah pertama kalinya seseorang telah mencoba untuk mengkonversi orang-orang Yahudi ke Islam di negara Israel," katanya.
Berabad-abad penganiayaan dan upaya konversi agresif oleh mayoritas Kristen dan Muslim telah membuat orang Yahudi, berjumlah 13 juta orang di seluruh dunia, sangat memusuhi dakwah. Hukum Israel di beberapa tempat memberlakukan pembatasan pada kegiatan misioner, namun tidak melarang anak di bawah umur bekerja.
Empat tahun lalu, Abu Hassan mengatakan, seorang Yahudi Israel mendekatinya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Islam. Pada saat itu, ia mendistribusikan materi Islam untuk turis asing sekitar Kota Tua. Abu Hassan menyadari hampir tidak ada literatur Islam dalam bahasa Ibrani. Lalu, ia dan beberapa rekannya mengumpulkan buku dakwah Islam berbahasa Ibrani.
Salah satu bukunya berjudul "Jalan Menuju Kebahagiaan". Buku itu mengajak pembaca buku untuk berpikir dan mengambil keuntungan dari kesempatan berharga untuk menuntun warga Yahudi menuju kebenaran hakiki.
Abu Hassan mengaku tidak mudah untuk menjalankan misi tersebut. Ada pihak yang tidak senang, lalu menganggu kegiatannya dengan menyebarkan berita bohong. Namun, Abu mengabaikannya dan berprinsip anjing menggonggong kafilah berlalu.
"Orang-orang mengutuki saya tapi saya melakukan sebuah kewajiban. Saya harus menjelaskan dengan lembut, dan dengan cara yang baik saat berbicara tentang Allah," katanya.