REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polri menyebutkan ada dua Daftar Pencarian Orang (DPO) yang terlibat dalam bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenih (GBIS) Kepunton, Solo, di luar empat DPO bom Cirebon. Salah satu dari dua DPO ini yaitu Upik Lawanga, yang pernah disebut-sebut juga menjadi dalang bom di Poso, Sulawesi Tengah ini.
"Itu yang satu inisialnya UL (Upik Lawanga), yang satunya akan dicek lagi. Dia termasuk DPO kita untuk kasus teroris," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam yang ditemui di Ma bes Polri, Jakarta, Senin (3/10).
Anton menambahkan polisi menduga Upik Lawanga ikut terlibat dalam bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo. Saat ini polisi masih mendalami keterlibatannya termasuk dalam pemeriksaan terhadap salah satu DPO bom Cirebon yang tertangkap, Beni Asri.
Ia pun belum dapat menyebutkan peran Upik Lawanga dalam bom di Solo. Dengan tertangkapnya Beni Asri, saat ini polisi masih melakukan pencarian terhadap tiga orang DPO bom Cirebon ditambah dengan dua orang DPO yang juga terlibat pada bom bunuh diri di Solo, termasuk Upik Lawanga.
Beni Asri ditangkap Densus 88 di Solok, Sumatera Barat pada Jumat (30/9) lalu. "Jadi masih ada lima DPO yang sedang kita cari," ujarnya.
Upik Lawangan alias Taufik Bulaga merupakan warga asli Poso, Sulawesi Tengah yang ahli dalam merakit bom karena dilatih Dr Azahari. Bahkan mantan Kapolri, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri pun pernah menyebut Upik Lawanga merupakan orang yang paling berbahaya, di samping Umar Patek. Bilal Ramadhan