REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Sekitar 462 pasien demam dengue (DBD) ditolak di Rumah Sakit Umum seperti Holy Family Hospital (HFH), Benazir Bhutto Hospital (BBH) dan District Headquarters Hospital (DHQ), Pakistan.
Rumah sakit tersebut kehabisan ruangan untuk merawat pasien. Banyaknya pasien tidak sebanding dengan ruang perawatan yang tidak tersedia. Satu tempat tidur digunakan bersama oleh dua pasien yang cukup kritis.
Pasien yang membutuhkan perawatan di bangsal seperti penderita liver, ginjal, paru-paru atau penyakit lain untuk sementara dipulangkan terlebih dulu. Pasien ini diizinkan kembali beberapa hari kemudian. "Untuk sementara, ruang perawatan diprioritaskan kepada pasien DBD," kata seorang petugas.
Bangsal jantung di rumah sakit BBH untuk sementara juga digunakan untuk penderita DBD, karena tak ada pilihan lain. Di DHQ, penderita DBD sementara dirawat di bangsal pria. Sekitar 75 persen tempat tidur dialokasikan untuk pasien DBD dengan kondisi yang cukup parah.
Salah seorang pasien, Jamshed Qureshi, telah mencoba mencari bangsal untuk ayahnya yang menderita sakit tekanan darah tinggi akut. Sang ayah yang akhirnya dirawat di ruang gawat darurat harus rela berbagi tempat tidur dengan pasien lain. "Kondisi ayah sangat kritis, tapi penyembuhan hanya mungkin dilakukan kalau ayah memiliki tempat tidur sendiri, tidak berdua," katanya.