REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Menteri Kesehatan Arab Saudi, Dr Abdullah Al-Rabeeh, menyatakan tak ada masalah kesehatan di kalangan para jamaah haji. Hal tersebut dikatakannya pada sebuah pertemuan Komite Persiapan Haji di pusat pelayanan haji di Riyadh, Senin (17/10) waktu setempat.
Al-Rabeeh mengatakan, melayani para tamu Allah dengan perlakuan yang benar merupakan tugas dari seluruh pegawai kesehatan di Saudi. Pihaknya, kata dia, telah merekrut lebih dari 20 ribu orang dari bidang medis, teknis, maupun administratif pada musim haji kali ini. "Menteri Kesehatan telah mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap semua penyakit yang mungkin dibawa oleh para jamaah haji," ujarnya seperti dilansir Arab News.
Pemerintah Arab Saudi telah menempatkan petugas di seluruh titik masuk guna memantau kesehatan para jamaah haji. Para petugas tersebut akan memastikan bahwa para jamaah haji telah melakukan vaksinasi yang diperlukan. "Bagi yang tidak melakukan vaksinasi akan diberi dosis yang relevan di pelabuhan sehingga mereka tetap terlindungi dari penyakit-penyakit menular," ujar Al-Rabeeh.
Semua Kementerian Luar Negeri di seluruh dunia telah diinstruksikan untuk membuat sertifikat vaksinasi untuk dijadikan syarat warganya yang hendak berhaji. Beberapa di antaranya adalah sertifikat bebas demam kuning, meningitis, polio, dan influenza. Namun seberapa banyaknya tergantung dari negara asal mereka.
Sebagian besar jamaah haji dari Afrika dan Amerika Selatan telah disarankan untuk membawa sertifikat tidak memiliki penyakit kuning, yang menjadi endemi di dua benua tersebut. Sedangkan vaksinasi terhadap penyakit meningitis telah diwajibkan untuk seluruh negara karena penyakit tersebut rentan menular, terutama dalam kerumunan orang banyak.
Vaksinasi terhadap meningitis berlaku selama tiga tahun. Para calon jamaah haji telah disarakan untuk melakukan vaksinasi tersebut setidaknya 10 hari sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Sedangkan anak-anak usia 2-15 tahun telah diminta untuk melakukan vaksinasi polio sebelum datang ke Saudi.
Al-Rabeeh mengatakan para petugas kesehatan di Madinah telah meningkatkan pelayanannya kepada para jamaah haji yang mengunjungi Masjid Nabawai. Sedangkan sebanyak 50 juta riyal telah dihabiskan untuk modernisasi fasilitas kesehatan serta pelayanan di kota-kota suci.
Terdapat 80 pusat pelayanan kesehatan primer di tempat-tempat suci, di antaranya di Mina (28), Arafah (46), dan Muzdalifah (6). Selain klinik tersebut terdapat tujuh rumah sakit, yakni tiga di Arafah dan empat di Mina. Sedangkan 4.000 tempat tidur dan 100 ambulans juga telah disiapkan di sejumlah rumah sakit di Makkah dan Madinah.
Menteri Dalam Negeri, Pangeran Naif, telah meminta adanya kerjasama dari semua departemen di sektor publik agar penyelenggaraan haji tahun ini berlangsung lancar. Selain merupakan deputi kedua perdana menteri Saudi, Naif juga merupakan ketua komite haji tertinggi di negara tersebut.