REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Besarnya pengeluaran operasinal BUMN tidak berimbang dengan penerimaan yang diterima oleh perusahaan pelat merah tersebut. Masih banyak kebocoran-kebocoran yang membuat penerimaan BUMN itu tidak optimal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan jumlah BUMN sekarang mencapai 141 perusahaan. Dengan pengeluaran operasional hingga Rp 1.075 triliun dan capital expendinture sampai Rp 210 triliun.
Sayangnya keuntungan yang diberikan kepada negara masih jauh dari harapan. Hal ini bisa dibandingkan dengan BUMN sejenis di negara-negara lain.
"Pasti ada yang salah dan ada pemborosan keuangan pada BUMN ini,"ujar SBY saat memberikan pidato kebijakannya kedepan, di Istana Negara, Rabu (18/10).
Untuk itu, ia meminta agar segera dilakukan reformasi dan birokrasi di jajaran BUMN selama tiga tahun mendatang.