REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pihak intelejen masih terus mencari informasi seputar otak pelaku tindak kekerasan yang terjadi di Papua beberapa waktu terakhir ini.
Kepala Badan Intelejen Nasional Letjend Marciano Norman mengatakan aparat baik Kepolian maupun TNI terus mengejar pelaku aksi kekerasan di Papua. "Tetapi satuan intelejen tengah mengembangkan dan mencari pelaku otak dibelakang itu,"jelasnya, di Gedung Sekretariat Negara, Kamis (27/10).
Namun, menurutnya perlu dibedakan antara kasus yang terjadi di Kabupaten Timika (PT Freeport) dengan masalah di Puncak Jaya. "Ada dua hal yang berbeda yak,"terangnya.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan tim dari Polri di bantu TNI tengah mengejar para pelaku aksi tindak kekerasan di Papua.
Mengenai status Papua, menurutnya belum mengalami perubahan. "Sekali lagi masih seperti yang kemarin. Tim pemburu bekerja dengan TNI,"jelasnya.
Sementara Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan TNI akan tetap membantu kepolisian. Pasukan yang dilibatkan yakni berasal dari anggota kewilayahan. Kecuali jika menjaga perbatasan, akan dikirim dari luar papua. "Khusus Papua dan daerah lainnya dilakukan oleh pasukan kewilayahan dari kodam 17,"ucapnya.