REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menilai kans Megawati memenangi pemilihan presiden pada 2014 mendatang tipis. "Kans Megawati untuk memenangi itu tipis, kita bisa lihat track record-nya saat memimpin," katanya di Jakarta, Jumat (28/10).
Apalagi, menurut dia, sampai dengan saat ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga tidak menunjukan kinerja yang memikat. Padahal, partai juga menjadi daya dukung bagi Megawati bila nantinya ingin bersaing dalam pemilihan presiden. "Sampai saat inipun kita melihat partai ini menunjukan kinerja yang baik," katanya.
Menurut dia, meski saat ini terlihat populer, namun hal itu belum dapat memberikan indikasi dalam pemilihan nanti. Sementara itu, sebelumnya muncul wacana pencalonan Puan Maharani sebagai calon presiden dari PDIP pada 2014.
Meski hingga saat ini belum ada pernyataan tegas dari PDIP, namun nama Puan yang merupakan putri dari Megawati itu, terus dimunculkan di sejumlah survei menggantikan Megawati. Politisi Senior PDIP Taufiq Kiemas yang juga suami Megawati, meminta agar Megawati tidak mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan 2014.
Menurut Politisi PDIP, Helmi Fauzi, bila Puan maju, dirinya menyakini Megawati juga tidak akan menghalangi. Sementara itu, sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil survei terkait tokoh-tokoh calon presiden.
Dalam, survei yang dilakukan Reform Institute nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie muncul sebagai yang terpopuler, diikuti oleh pendiri Partai Gerindra, Prabowo. Sedangkan survei Sugeng Sarjadi Syndicate menempatkan Prabowo di urutan pertama dengan 28 persen responden yang memilih, diikuti Mahfudz MD dengan 10,6 persen.
Sementara, Puan Maharani dalam survei tersebut dipilih tiga persen suara. Sedangkan dalam survei dari Reform Institute menempatkan Ketua Umum Aburizal Bakrie sebagai pilihan responden terbanyak dengan 14,5 persen yang diikuti Prabowo sebesar delapan persen.