REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq menilai, Israel harus berkaca diri terkait rencananya untuk menyerang Iran. "Aneh bin ajaib jika Israel akan menyerang Iran secara militer lantaran isu pengembangan senjata nuklir," katanya melalui pesan singkat, Jumat (11/11).
Alasannya, ujar Mahfudz, Israel merupakan negara yang belum meratifikasi NPT (nuclear proliferation treaty) seperti halnya Iran. Padahal, sebagian besar telah menerapkan NPT, kecuali Israel. Iran pun telah menandatangani NPT tertanggal 1.07.1968 yang melarang kepemilikan senjata nuklir.
"NPT ini membolehkan lima negara untuk punya senjata nuklir, Prancis, Cina, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat. Kelima negara ini telah menyetujui untuk tidak menggunakan senjata nuklir ke negara lain kecuali untuk merespon serangan nuklir," lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Mahfudz pun menilai, Israel sebagai negara yang sudah memiliki dan terus mengembangkan persenjataan nuklir. Sementara Iran baru mengembangkan energi nuklir yang kemudian oleh pihak Barat diduga ke arah pengembangan senjata nuklir.
"Jadi kalau Israel akan menyerang Iran dengan dalih senjata nuklir, maka ia terlebih dulu harus melucuti semua persenjataan nuklirnya dan menghentikan semua bentuk pengembangannya," jelas Mahfudz.
Ia menduga kuat, isu ini dikembangkan untuk mengalihkan perhatian publik dunia terhadap persoalan Israel-Palestina. Terutama ketika posisi Israel semakin teralienasi saat ini akibat tindakan agresi dan represi yang tak kunjung henti terhadap Palestina.
"Isu ini juga dipakai Israel untuk memaksakan ketundukan Obama terhadap kepentingan-kepentingan Israel. Apalagi dalam waktu dekat Obama harus bertarung dalam pemilu," pungkas Mahfudz.