REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Rustang, pegulat nasional peraih medali emas kelas 66kg Gregro SEA Games XXVI 2011, terlahir bukan dari keluarga atlet. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara ayah Sali dan ibu Juneda, berprofesi sebagai petani.
Sedangkan sebelum menekuni dunia gulat, Rustang sempat menjalani profesi sebagai supir angkot trayek B yang melayani rute antar kota di Samarinda, Kalimantan Timur. "Saya ikut berlatih gulat tergolong masih baru, kira-kira umur saya sekitar 16 tahun, sebelum itu saya sempat menjadi supir taksi serabutan di Samarinda, ketika saya masih sekolah SMP, ya tujuanya untuk membantu orang tua sembari saya meneruskan sekolah,' papar Rustang di hubungi dari Samarinda, Selasa.
Olahraga gulat pun diakui pria yang akrab disapa "Becek" itu secara tidak sengaja dari teman kakaknya, yang lebih dulu menjalani latihan gulat di gedung Bahempas Samarinda. Meski awalnya tidak tertarik menjadi atlet, namun desakan dari keluarga akhirnya memaksa becek ikut berlatih dengan sejumlah pegulat junior sebaya usianya.
"Pada waktu itu teman kakak saya menawari untuk latihan gulat, karena memang dibutuhkan atlet muda untuk dibina sebagai regenerasi pegulat Kaltim untuk periode kedepan, kebetulan pada waktu itu saya langsung dilatih oleh mantan pegulat nasional Suryadi Gunawan," terang pria kelahiran 7 Agustus di Sengkang, wajo, Sulawesi Selatan itu.
Untuk pertama kalinya berlatih bukan kesan baik yang dirasakan oleh Becek, bahkan Ia mengaku sempat mau putus di tengah jalan dan berhenti karena tidak kuat menjalani kerasnya latihan sebagai atlet pemula. "Untung pada waktu itu banyak yang memotivasi saya untuk tetap bertahan khususnya pegulat senior Kaltim dan teman sebayanya yang ikut menjalani latihan, kalau berhenti gulat katanya mau jadi apa,' tutur Becek.
Latihan setahun
Setahun menjalani latihan, Becek pun ikut terpilih dalam skuad tim Kaltim untuk Kejurnas 2001 di Bandung, Jawa Barat dengan hasil yang tidak mengecewakan pada debut pertamanya di event nasional. Becek berhasil menyumbang medali perak untuk tim Kaltim.
"Ini medali pertama saya di Kejurnas, meski bukan emas saya merasa bangga, dan pada waktu itu saya semakin termotivasi untuk bisa meningkatkan prestasi dikemudian hari,' tutur Becek.
Prestasi Becek pada even nasional tahun berikutnya memang tidak mengalami peningkatan berarti, karena pada ajang Kejurnas lainnya Becek hanya mentok sampai peringkat kedua. Begitu juga pada PON XVII 2008, Becek hanya mampu merebut perak untuk tim Kaltim yang kala itu berhasil mendulang 13 emas dari cabang gulat.
"Saya memang sempat kecewa dengan hasil yang saya capai di PON karena gagal menjadi juara, tapi dalam hati kecil saya mengatakan suatu saat saya akan bisa, bukan hanya PON tapi saya harus bisa menjadi juara SEA Games," imbuh Becek.
Usaha dan jerih payahnya dalam latihan akhirnya membuka jalan masuk dalam seleksi timnas gulat untuk SEA games 2011, bahkan dia bisa menyisihkan rival sesama pelatnas dalam perebutan posisi atlet utama.
"Ketika lolos menjadi atlet utama itulah yang mengobarkan semangat saya untuk semakin giat berlatih, karena saya ingin mewujudkan impian mengibarkan bendera merah putih di SEA games," katanya. "Alhamdulilah semuanya bisa terwujud Senin (14/11) kemarin. Ini semuanya berkat doa orang tua, kerabat dan teman-teman saya semuanya, sekali lagi terima kasih untuk semuanya karena akhirnya saya pun bisa membanggakan orang tua saya dengan prestasi olahraga," tegas Becek.