REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah berencana menyetarakan harga batu bara untuk kebutuhan domestik dengan harga ekspor untuk meningkatkan penggunaan di dalam negeri.
"Kalau harga sama dan mereka (produsen) keberatan, berarti mereka tidak punya rasa nasionalisme," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa.
Widjajono mengatakan bahwa batu bara merupakan energi yang paling murah dibandingkan dengan energi yang lainnya. Ia mencontohkan bahwa untuk menghidupi PLTU di Palembang, jika menggunakan batu bara biaya pembangkitan hanya dibutuhkan Rp600 per kwh, sementara jika menggunakan bahan bakar minyak (BBM) Rp3.000 per kwh.
"Saya pikir tidak bijaksana pakai BBM, sementara di satu sisi batu bara juga lebih murah," katanya. Widjajono menambahkan bahwa penggunaan batu bara untuk kebutuhan domestik saat ini baru mencapai 20 persen, sisanya 80 persen dialokasikan untuk pasar ekspor.
"Kita banyak batu bara tapi penggunaannya masih kecil. Padahal kita tahu batu bara adalah energi yang paling murah," katanya.