REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tujuh orang anggota kelompok terorisme Abdullah Omar alias Abu Omar ditangkap di Tangerang, Jakarta Timur dan Bekasi pada akhir pekan lalu. Menurut polisi, Abu Omar membuat jaringan-jaringan kecil di Jakarta dan di daerah-daerah.

"Tersangka AO (Abu Omar) membuka jaringan memasuki wilayah Jakarta dan sekitarnya," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/11).

Saud menambahkan Abu Omar membuka jaringan-jaringan kecil itu melalui halaqah atau pengajian. Berdasarkan penangkapan yang dilakukan Densus 88 pada 4 Juli 2011, halaqah 1 berada di Jakarta Barat dan ditangkap empat orang.

Kemudian pada akhir pekan lalu, Densus 88 menangkap tiga orang anggota kelompok Abu Omar yang termasuk dalam halaqah 2 di Tangerang, satu orang pada halaqah 3 di Bekasi dan dua orang pada halaqah 4 yang berada di Jakarta Utara.

Kelompok Abu Omar ini berencana untuk menghidupkan kembali kegiatan militer di Indonesia. Kelompok ini juga mempersiapkan operasi ikhtialad atau penculikan secara cepat dan rahasia serta pelatihan militer yang disebut i'dad.

"Dari barang bukti, senjata api dan amunisinya, mereka mempersiapkan operasi ikhtialad atau penculikan cepat dan rahasia. Mereka juga mempersiapkan pelatihan militer yang disebut idad, baik latihan untuk penculikan, penggunaan senpi dan menembak dengan akurat," jelasnya.

Pada akhir pekan lalu, Densus 88 menangkap tujuh orang, di mana enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Enam tersangka tersebut yaitu BH alias RK alias B alias D alias F ditangkap di Karawaci, DA alias P alias AL alias L alias A ditangkap di Cipondoh, RAW ditangkap di Tangerang, S ditangkap di Rajeg, D ditangkap di Duren Sawit, Jaktim dan S ditangkap di Jatirahayu, Bekasi. Sedangkan satu orang lagi, RE bin T yang ditangkap di Bekasi, hingga saat ini masih diperiksa keterlibatannya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika