REPUBLIKA.CO.ID, Kendati tak diakui PSSI, PT Liga Indonesia (LI) masih terus bermanuver. Rabu (16/11), operator kompetisi di masa Nurdin Halid ini menggelar pertemuan di Hotel Novotel Surabaya. Acara ini dihadiri Presdir LI Syahril Taher dan CEO Djoko Driyono.
Selain mereka, dua anggota exco La Nyalla Mattaliti dan Toni Apriliani juga hadir. Dari klub, sebanyak 31 perwakilan klub divisi utama datang.
Awalnya, pertemuan ini berlabel agenda diskusi sepakbola nasional namun ternyata digunakan sebagai sosialisasi dan manajer meeting divisi utama 2011-2012.
Disela pertemuan, La Nyalla Mahmud Mattalitti kembali mengeluarkan statement keras mengenai PSSI. Nyalla menyebut PSSI hanya milik segleintir orang saja. Sementara Exco sendiri kerap tidak dianggap.
"Padahal dari dulu saya sudah sampaikan ke sidang Exco, jangan salahkan saya kalau saya satu-satunya yang minta KLB. Kalau tidak sesuai Kongres Bali. Hal ini terus menguat dan akhirnya dianggap makar," kata Nyalla yang baru pulang dari naik haji. "Apa yang dilakukan PSSI saat ini sudah offside," tegas Nyalla.
Offside pertama yang disebut Nyalla adalah ketika PSSI memutuskan kontrak Alfred Riedl sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Kedua saat mengangkat Ayra Abhiseka dan Ferry Kodrat sebagai General Manajer dan Manajer Timnas. Ketiga adalah mencabut mandat PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi.
"Padahal soal cabut mencabut hanya bisa dilakukan oleh peserta kongres. Bukan ketua umum yang dipilih oleh peserta kongres," tuturnya.
Nyalla juga mempertanyakan jika dia dianggap membelot. "Saya kembalikan saja. Sesuatu yang diputuskan oleh kongres, kemudian dirubah oleh mereka. Seolah-olah hasil rapat exco, apakah itu bukan makar. Yang bisa menentukan ini makar atau tidak adalah peserta kongres dan masyarakat," katanya.