Ahad 20 Nov 2011 22:44 WIB

Pembangkit Nuklir Fukushima Dibuka Bagi Wartawan

Rep: Meiliani Fauziah dan Mg 01/ Red: Ismail Lazarde
Reaktor Nuklir Fukushima yang hancur diterjang tsunami/Ilustrasi
Foto: Tokyo Electric Power Co
Reaktor Nuklir Fukushima yang hancur diterjang tsunami/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Delapan bulan sudah kawasan pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Jepang rusak dilanda tsunami. Sejak tsunami menyapu Tokyo Maret lalu, tak satu pun media yang bisa mendekat ke lokasi pembangkit nuklir Fukushima.

Informasi terkait kondisi pembangkit nuklir hanya diperoleh dari para pejabat berwenang. Namun kini kalangan media sudah diperkenankan masuk ke dalam kawasan pabrik dan melihat kondisi terkini di Fukushima. Pemerintah Jepang sebelumnya telah menolak permintaan media untuk mengunjungi lahan tersebut dengan alasan tingkat radiasi terlalu tinggi dan bisa menghambat operasi pembersihan.

Sabtu (12/11) lalu, Tokyo Electric Power Company (TEPCO) sebagai pemilik raktor nuklir Fukushima mengundang 30 wartawan dengan empat di antaranya adalah wartawan asing. Para wartawan diperkenankan berkeliling melihat keadaan terkini Fukushima Daichii pascatsunami.

Menteri Lingkungan Jepang Goshi Hosono mengatakan, pembukaan Fukushima Daichii merupakan sebuah kemajuan yang pesat dari Jepang selama delapan bulan terakhir.

“Saya pikir kami sudah berhasil sejauh ini,” kata Goshi. “Setidaknya kami telah mengatasi hal terburuk yang sudah terjadi,” sambungnya.

Kepala New York Times Biro Tokyo Martin Fackler mengatakan, lokasi di pabrik nuklir Fukushima masih berantakan. Puing-puing berserakan dan menumpuk di sana-sini seakan tak tersentuh sejak dilanda tsunami.

“Anda dapat melihat puing-puing di sekitar reaktor, logam bengkok, truk kusut, serta tangki air besar yang sudah penyok dan bengkok berserakan di sana dan belum dibereskan selama delapan bulan," kata Martin dalam acara Today di BBC Radio 4.

Menurut Martin, kondisi tersebut menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan waktu yang pas untuk membenahi kondisi pabrik di saat yang sama untuk menangani kebocoran reaktor.

Kendati wartawan sudah diperbolehkan masuk dan berkeliling di kawasan pabrik, namun risiko radiasi masih mengintai mereka yang datang ke sana. Para pengunjung dilengkapi dengan pakaian pelindung berlapis ganda serta sarung tangan plastik dan jaring pelindung rambut. Masker pernapasan dengan detektor radiasi pun wajib dikenakan selama berada di sana.

“Lahan tersebut masih dilingkupi gelombang radioaktif yang sangat tinggi,” kata Martin.

Kepala Pabrik Fukushima Daiichi Masao Yoshida mengatakan, tur bertujuan untuk menunjukkan bahwa situasi di pabrik itu perlahan-lahan membaik.

“Dari data di pabrik yang saya lihat, tidak ada keraguan bahwa reaktor telah stabil," kata Masao.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement