REPUBLIKA.CO.ID, Ketika ingin menemui Sheikh Saad, tanpa diduga Ethel mengalami kecelakaan mobil. Mobilnya ditabrak. Ia harus menunda beberapa saat sampai salah seorang tetangganya, Julie, bersedia mengantarnya menemui Sheikh Saad. "Julie bertanya mengapa saya ingin menemui Sheikh Saad. Saya jelaskan bahwa saya ingin menemuinya sebagaimana orang Kristen ingin menemui pastur. Aku ingin tahu lebih banyak tentang Islam dan pernikahan," kata Ethel.
Julie terlihat tak senang mendengar jawaban Ethel. Beberapa kali Julie membatalkan janji dan tak bisa dihubungi di waktu yang ditentukan. Julie terlihat seperti menghindar hingga akhirnya Ethel memohon padanya bahwa menemui Sheikh Saad adalah hal yang sangat penting.
Julie akhirnya mengantar Ethel menemui Sheikh Saad di masjid Al Ribat. Saat mendekati masjid Ethel merasakan sesuatu yang aneh. Sheikh Saad keluar dan memintanya untuk melepaskan sepatu. Sebuah hal yang menurutnya tak biasa. "Tapi karena saya hendak menemuinya, maka saya harus melepaskan sepatu," kata Ethel.
Keduanya mengobrol mengenai beebrapa hal. Sheikh Saad membernya beberapa buku untuk dibaca Ethel. Saat itu ia menerima Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris, buku Agama Kebenaran, Sebuah Panduan bergambar Singkat untuk Memahami Islam dan buku-buku lain.
Setelah waktu berdiskusi dengan Syekh Saad telah selesai, betapa terkejutnya Ethel ketika sang ustadz menolak berjabat tangan. Menurutnya itu tidak sopan. Lalu Sheikh menjelaskan padanya bahwa tidak diperbolehkan menyentuh seseorang yang bukan makhromnya. "Dan saya bisa menerima hal itu,” ujar dia.
Pencarian Ether terhadap Imam Thaha dan Sheikh Saad memang tak mengantarnya pada pernikahan, seperti tujuan awal Ethel mencari kedua orang ini. Namun pertemuannya membuat dia mengenal Islam lebih jauh. “Saya pikir alasan saya menemui Imam Taha dan Sheikh Saad seperti yang telah saya lakukan adalah bagian dari proses pencarian agama. Terlalu rumit untuk menikah dengan pria ini. Dia ada di Arab sementara saya ada di Amerika. Jadi saya memutuskan untuk menyerahkah jodoh saya kepada Allah," kata Ethel.
Selama beberapa minggu berikutnya setelah pertemuan dengan Sheikh Saad, Ethel mulai membaca buku Agama Kebenaran dan membaca tentang Nabi Muhammad. Saat 8 Juni 2007, tanpa disadari, Ethel merkaca-kaca. Badannya menggigil sekujur tubuh. "Di halaman 20 saya menuliskan 'saya beriman' pada 8 Juni 2007,” kata dia.
Ia mulai berfikir bagaimana caranya berpindah agama. Dalam waktu seminggu, ia mengurus asuransi mobil. Ia sudah bertekad bahwa tempat pertama yang akan didatanginya ketika semua urusan telah beres yaitu masjid untuk menemui Sheikh Saad.
Tanggal 23 Juni 2007, Ethel mendatangi masjid. Ia sempat bertemu dengan beberapa mantan orang Kristen yang telah menjadi Islam. Ia bercerita ingin menjadi seorang muslim. Ethel lantas mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan para jamaah.
Namun sayang, di hari itu keislamannya tak sempat disaksikan oleh Sheikh Saad. Sheikh Saad sudah tiada.
Saat memleuk Islam, Ethel sudah tak memiliki keluarga lagi. Ibu, ayah,nenek dan kakek telah meninggal dunia. Ia hanya memiliki kakak beserta tiga orang anaknya dan seorang paman serta satu sepupu. Betapa terkejutnya saya ketika paman bisa menerima apapun yang menjadi kepercayaan Ethel.
Namun sepepunya dan bebrapa kawan teman memutuskan komunikasi ketika mengetahui Ethel menjadi muslim. Seorang tetangganya bahkan pernah mencoret coret mobilnya dengan lipstik ketika Ethel mulai mengenakan jilbab. Tapi Ethel bergeming, ia tetap memilih memeluk Islam, hingga kini.