REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keamanan di Papua pasca HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) setiap 1 Desember, diklaim kondusif. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan situasi di Papua setelah insiden penyerangan terhadap aparat kembali kembali tenang dan semakin membaik.
Meski begitu, pihaknya mengakui ada sedikit masalah yang muncul berbarengan perayaan HUT OPM kemarin. Menurut Purnomo, sebelum 1 Desember, aparat melakukan antisipasi di beberapa wilayah titik rawan. Antara lain di Manokwari, Sorong, Puncak Jaya, Wamena, Jayapura, dan Timika.
“Memang ada kumpul-kumpul orang dan jumlahnya tidak besar, dan itu bisa kita selesaikan,” ujar Purnomo di kantornya, Jumat (2/11) petang. Dijelaskannya, aparat perlu bertindak menyelesaikan persoalan keamanan itu, dan keamanan bisa dipulihkan.
Purnomo menambahkan, kondisi keamanan Papua bergolak bukan semata karena HUT OPM. Melainkan ada empat hal yang perlu dicermati terkait keamanan di Papua. Pertama, ada sekelompok masyarakat yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Karena kelompoknya itu kecil, pihaknya tidak melakukan operasi militer di sana. Sehingga pasukan yang menjaga stabilitas keamanan murni dari Kodam Cenderawasih.
Kedua, persoalan PT Freeport yang merupakan masalah perusahaan, bukan masalah antarnegara Indonesia dengan Amerika Serikat. Ketiga, masalah implementasi otonomi khusus yang tidak berjalan dengan baik.
Padahal 78 persen pendapatan kekayaan alam oleh pemerintah dibalikkan untuk dikelola pemda setempat. Tapi, dampaknya tak dirasakan pembangunannya oleh masyarakat setempat. “Perbaikannya adalah dengan adanya UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat),” kata Purnomo.
Keempat, masalah pilkada, yang membuat dinamika politik memanas sebab beberapa orang berebut kekuasaan. Namun, semuanya bisa ditangani dengan baik oleh kepolisian dibantu TNI.