REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Korban jiwa runtuhnya jembatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur bertambah satu orang berjenis kelamin laki-laki yang ditemukan pada Sabtu, pukul 08.45 waktu setempat.
Menurut informasi yang didapat dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu, ditemukannya lagi satu korban menambah jumlah korban jiwa menjadi 21 orang.
Pada Kamis (30/11) total jenazah yang ditemukan sebanyak 20 orang, sementara satu masih menjalani rawat inap dan 18 lainnya dilaporkan masih hilang.
Kerugian akibat runtuhnya jembatan yang melintasi Sungai Mahakam itu hingga saat ini juga masih dalam pendataan. Aparat kepolisian dan tim penyelamat masih fokus untuk pencarian korban-korban yang masih belum ditemukan termasuk bagaimana upaya untuk memindahkan jembatan ke lebih tinggi.
Terkait runtuhnya jembatan Kukar pada Sabtu (26/11) tersebut, Kepolisian RI telah memeriksa 22 saksi.
Menurut Ketua Tim Investigasi dari Universitas Gadjah Mada, Bambang Suhendro, sistem sambungan antara kabel utama dengan "hanger" atau kabel penggantung diduga kuat mengawali atau memicu runtuhnya Jembatan Kartanegara. Jembatan Kartanegara yang diresmikan pada tahun 2001, dan pembangunannya memakan waktu lima tahun pada masa pemerintahan Bupati Kukar, Syaukani Hasan Rais.
Jembatan Kartanegara yang membentang sepanjang 470 meter di atas sungai Mahakam yang menghubungkan antara Tenggarong Seberang dan Kota Tenggarong.
Kontraktor pembangunan jembatan itu adalah PT Hutama Karya(Persero), sebuah BUMN di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum yang kini namanya berubah menjadi Kementerian PU. BUMN ini akan melakukan penelitian terhadap jembatan yang runtuh ini dan Menteri PU Djoko Kirmanto berjanji akan segera membangun jembatan ini lagi.